Sumber: TechCrunch | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Spotify berencana menaikkan harga langganan di Amerika Serikat pada kuartal pertama tahun depan, menurut laporan terbaru dari Financial Times. Jika terealisasi, langkah ini akan menjadi kenaikan harga pertama Spotify di AS sejak Juli 2024.
Sebelumnya, perusahaan streaming musik tersebut sudah lebih dahulu menaikkan tarif langganan di sejumlah negara lain, termasuk Inggris, Swiss, dan Australia.
Saat ini, biaya berlangganan Spotify Premium di AS berada pada level US$11,99 per bulan, meningkat dari harga awal US$9,99 per bulan ketika layanan itu diluncurkan di negara tersebut sekitar 14 tahun lalu.
Kenaikan US$1 Bisa Tambah Pendapatan Spotify hingga US$500 Juta
Menurut analisis JPMorgan, kenaikan sebesar US$1 per bulan di pasar AS berpotensi menambah pendapatan tahunan Spotify hingga US$500 juta.
Baca Juga: Pendiri Spotify Daniel Ek Mundur dari Posisi CEO, Beralih Jadi Executive Chairman
Dorongan untuk menaikkan harga tidak hanya datang dari sisi bisnis perusahaan, tetapi juga dari label-label rekaman besar. Mereka menilai harga langganan layanan streaming musik termasuk Spotify tidak mengikuti laju inflasi dan relatif rendah bila dibandingkan dengan layanan hiburan berlangganan lain seperti Netflix.
Perubahan Manajemen Usai Daniel Ek Mundur dari Kursi CEO
Rencana kenaikan harga ini muncul hanya beberapa pekan setelah Spotify mengumumkan bahwa pendirinya, Daniel Ek, akan mundur dari posisi CEO.
Spotify telah menunjuk dua pemimpin baru sebagai co-CEO, yaitu:
-
Gustav Söderström, co-president sekaligus Chief Product & Technology Officer
-
Alex Norström, co-president sekaligus Chief Business Officer
Baca Juga: Banyak Musisi Dunia yang Hengkang dari Spotify, Apa yang Terjadi?
Perubahan struktur kepemimpinan ini menandai fase baru strategi perusahaan dalam memperkuat profitabilitas dan monetisasi, termasuk melalui penyesuaian harga langganan di pasar utama seperti Amerika Serikat.













