Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa
TOKYO. Pertumbuhan ekonomi Jepang secara tak terduga mengalami penyusutan pada kuartal IV-2012. Kinerja ekspor yang melempem dan merosotnya investasi, lebih dalam dibanding peningkatan konsumsi domestik, membuat produk domestik bruto (PDB) negara itu turun 0,4% dibanding kuartal sebelumnya.
Melemahnya ekonomi Jepang pada akhir tahun lalu bakal memperkuat langkah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk segera merealisasikan stimulus fiskal dan moneter. Apalagi pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami kontraksi 3,8%, memperpanjang resesi Jepang dalam tiga kuartal berturut-turut.
Majelis rendah parlemen Jepang, Kamis (14/2), telah menyetujui paket stimulus yang diakukan oleh Abe. Sementara itu Bank of Japan (BOJ) tetap pada kebijakannya menargetkan inflasi 2%.
Takuji Okubo, Kepala Ekonom Japan Macro Advisors, mengatakan, manfaat pelemahan yen dan peningkatan harga saham belum dirasakan sehingga ekonomi Jepang pada kuartal terakhir 2012 melemah. "Itu angka pre-Abe," kata Okubo yang dulu bekerja di Goldman Sachs Group.
Menurutnya, Abe menjadi Perdana Menteri Jepang dalam satu minggu terakhir 2012. Dia yakin paket stimulus Jepang akan mulai terasa tahun ini didorong oleh pemulihan ekspor seiring melemahnya nilai tukar yen.
Sebelumnya Pemerintah Jepang di bawah pimpinan Abe, mengatakan, siap menggelontorkan dana sebesar ¥ 10,3 triliun atau setara US$ 116 miliar untuk mendorong pemulihan ekonomi. Jepang juga berencana memborong obligasi Amerika Serikat (AS) sebagai upaya melemahkan mata uang yen.
Di tengah pemilihan Gubernur BOJ menggantikan Masaaki Shirakawa, sejumlah kebijakan moneter juga akan diberlakukan untuk mendorong tingkat inflasi sebesar 2%. Salah seorang kandidat terkuat gubernur, Kazumasa Iwata, mantan Wakil Gubernur BOJ, mengatakan, yen akan melemah di kisaran 90-100 per US$ dan akan kembali ke tingkat keseimbangannya.
Pelemahan yen menjadi upaya Jepang meningkatkan ekspor. Ekspor Jepang turun selama tujuh bulan hingga Desember 2012 karena krisis Eropa dan adanya sentimen anti Jepang di China. Ekspor bersih menyumbang 0,2% penurunan PDB Jepang. Investasi bisnis juga turun 2,6% dibanding kuartal sebelumnya..