Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Stok minyak sawit Malaysia diperkirakan turun menjadi 1,5 juta ton pada akhir Februari, level terendah hampir dua tahun, akibat banjir yang menghambat produksi serta meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadan.
Penurunan stok di Malaysia, produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, dapat mendukung kenaikan harga minyak sawit berjangka dan mempertahankan keunggulan harga komoditas ini dibandingkan minyak nabati lainnya.
Baca Juga: Program B40 Membutuhkan Minyak Sawit 14,2 Juta Ton
Direktur Jenderal Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Ahmad Parveez Ghulam Kadir mengatakan bahwa banjir di wilayah timur Malaysia telah mengurangi produksi minyak sawit baik pada Januari maupun Februari.
Sejak November tahun lalu, banjir besar telah melanda berbagai wilayah di Malaysia, menyebabkan lebih dari 90.000 orang mengungsi.
Gelombang banjir berikutnya pada Januari lalu kembali memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka di Sarawak dan Sabah.
"Inilah saat di mana permintaan akan meningkat, yang saya yakini akan menjaga harga tetap stabil dan menurunkan stok," ujarnya kepada Reuters, Senin (24/2).
Baca Juga: Susun Standar Keberlanjutan Minyak Sawit Global,Indonesia,Malaysia& FAO Berkolaborasi
Bulan suci Ramadan akan dimulai pada akhir pekan ini. Konsumsi minyak sawit biasanya meningkat karena digunakan untuk menyiapkan makanan berbuka puasa serta hidangan saat perayaan Idulfitri yang menandai berakhirnya bulan puasa.
Stok minyak sawit Malaysia pada Januari turun 7,55% dari bulan sebelumnya menjadi 1,58 juta ton, level terendah dalam 21 bulan akibat anjloknya produksi.
Penurunan produksi ini telah menyebabkan pasokan yang lebih ketat, sehingga harga minyak sawit tetap lebih tinggi dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari, kata Ahmad Parveez.
Meskipun harga minyak sawit yang lebih mahal dapat mengurangi permintaan di pasar yang sensitif terhadap harga seperti India, ia memperkirakan harga akan tetap stabil hingga pasokan membaik.
Baca Juga: Bank Sentral Indonesia, Malaysia dan Thailand Perkuat Aturan Transaksi Mata Uang
Meski menghadapi tantangan di awal tahun ini, Malaysia diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak sawit menjadi 19,5 juta ton pada 2025, naik dari 19,34 juta ton tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didukung oleh ketersediaan tenaga kerja yang lebih baik serta perbaikan berkelanjutan dalam praktik pertanian, tambahnya.