Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - COPENHAGEN. Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke pada hari Rabu (26/1) menyampaikan bahwa subvarian Omicron, atau BA.2, kini telah mendominasi Denmark. Subvarian ini disebut lebih cepat menular dibandingkan dengan subvarian lainnya.
Namun, Heunicke juga mengatakan bahwa varian BA.2 ini belum menunjukkan tanda-tanda menyebabkan penyakit yang lebih parah.
"Tidak ada bukti bahwa varian BA.2 menyebabkan lebih banyak penyakit, tetapi pasti lebih menular," ungkap Heunicke, seperti dikutip Reuters.
Subvarian Omicron yang umum di dunia saat ini adalah BA.1. Subvarian ini berperan dalam 98% kasus Covid-19 global sejak varian Omicron terdeteksi November lalu. Di Denmark, BA.2 mulai mendominasi sejak minggu kedua Januari.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris saat ini juga sudah mulai mengidentifikasi subvarian BA.2. Mereka menyebut varian ini memiliki kemampuan untuk berkembang lebih kuat.
Baca Juga: WHO Catat 21 Juta Kasus Covid-19 dalam Sepekan, Tertinggi Sejak Pandemi
Saat ini kasus yang berkaitan dengan BA.2 sudah muncul di Denmark, Inggris, Swedia, dan Norwegia.
Di Denmark, penelitian awal yang dilakukan oleh Statens Serum Institut (SSI) menunjukkan subvarian BA.2 bisa menjadi 1,5 kali lebih menular daripada BA.1. Studi SSI untuk saat ini belum menemukan perbedaan risiko rawat inap untuk BA.2 dibandingkan dengan BA.1.
"Ada beberapa indikasi bahwa BA,2 lebih menular, terutama pada mereka yang tidak divaksinasi. Tapi itu juga bisa menginfeksi mereka yang telah divaksinasi pada cakupan yang lebih luas," kata Direktur teknis SSI Tyra Grove Krause.
Lebih lanjut, Krause berkata bahwa puncak pandemi di Denmark bisa terjadi lebih jauh dari dugaan awal, yaitu pada Februari mendatang.
Denmark baru saja mengumumkan langkah pelonggaran pembatasan pada Rabu kemarin. Pembatasan akan sepenuhnya dilonggarkan mulai 1 Februari mendatang meskipun jumlah infeksi harian masih tinggi.