Suksesi Keluarga Murdoch, Perebutan Kendali di Balik Imperium Media Global

Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Lachlan Murdoch kini menjadi pewaris resmi kerajaan bisnis Rupert Murdoch, menegaskan posisinya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam industri media global.

Kepastian suksesi ini diumumkan pada September lalu, mengukuhkan Lachlan sebagai pemimpin baru jaringan media raksasa yang mencakup Fox News, The Wall Street Journal, dan The New York Post di Amerika Serikat; The Sun, The Times, dan Sunday Times di Inggris; serta sejumlah media di Australia, Selandia Baru, dan Irlandia.

Grup ini juga memiliki HarperCollins dan berbagai stasiun radio.

Melansir rte.ie, Selasa (18/11/2025), Namun perjalanan Lachlan menuju puncak kekuasaan tidak berjalan mulus. Meskipun menjadi anak laki-laki tertua dari enam bersaudara dan disebut-sebut sebagai favorit Rupert dalam beberapa tahun terakhir, posisinya sebagai penerus tidak pernah benar-benar pasti.

Dalam struktur keluarga Murdoch, Lachlan berada di urutan ketiga setelah Prudence dan Elisabeth, kemudian diikuti oleh James, serta dua adik tiri yang jauh lebih muda, Grace dan Chloe.

Sejak muda, Lachlan diberi tanggung jawab mengelola sejumlah surat kabar di Australia sebelum dipindahkan ke New York. James pun mendapatkan porsi manajemen serupa, termasuk jabatan penting di operasi digital dan media Inggris.

Ketidakpastian suksesi semakin diperumit oleh struktur trust keluarga yang dibentuk pada 1999 setelah perceraian Rupert dengan Anna DePeyster. Trust tersebut memberi empat anak tertua hak suara dalam keputusan bisnis, sehingga tidak ada satu pun yang otomatis menjadi ahli waris tunggal.

Struktur ini justru membuka potensi konflik berkepanjangan, terutama setelah kelahiran Grace dan Chloe dari pernikahan Rupert dengan Wendi Deng. Upaya Rupert memasukkan kedua putri bungsu ke dalam skema keuangan keluarga memicu gesekan, terutama dengan Lachlan.

Rupert akhirnya harus membayar kompensasi sekitar US$150 juta kepada masing-masing empat anak tertua untuk mencapai kesepakatan.

Ketegangan internal memuncak pada 2005 ketika Lachlan memutuskan hengkang dari perusahaan. Ia dilaporkan kecewa karena tidak diberi kewenangan lebih, berselisih dengan eksekutif Fox Roger Ailes, dan kerap ditegur Rupert karena dianggap kurang berdedikasi.

Kondisi ini sempat membuka jalan bagi James sebagai calon pewaris. Namun perjalanan James kandas akibat skandal penyadapan telepon yang mengguncang bisnis media Inggris pada 2009–2011. Reputasinya tercoreng, dan ia kehilangan sejumlah posisi strategis.

Lachlan kembali ke perusahaan pada 2014 setelah bertahun-tahun mengelola perusahaan investasi. Kepulangannya dianggap sebagai langkah nyata Rupert dalam merumuskan suksesi.

Empat tahun kemudian, Lachlan diberi kendali atas sisa bisnis 21st Century Fox setelah sebagian besar dijual ke Disney. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Lachlan adalah pilihan final sang ayah.

Selain faktor bisnis, perbedaan politik turut menentukan arah suksesi. James dinilai terlalu liberal dan kerap mengkritik Fox News, terutama terkait isu perubahan iklim.

Lachlan, sebaliknya, dianggap lebih sejalan dengan pandangan Rupert atau setidaknya lebih pragmatis dalam mempertahankan arah editorial yang menguntungkan perusahaan. James akhirnya keluar dari perusahaan pada 2020 dengan alasan perbedaan editorial.

Meski suksesi telah ditetapkan, persoalan trust kembali menyulut konflik besar keluarga. Rupert dan Lachlan pada 2023 berupaya mengubah struktur trust melalui proyek bertajuk Project Family Harmony.

Upaya itu ditentang oleh tiga saudara lainnya yang melayangkan gugatan. Pengadilan di Nevada menilai Lachlan dan Rupert bertindak tidak patut. Dengan jalur hukum tertutup, keluarga akhirnya merundingkan kesepakatan baru.

Hasilnya, Lachlan dan Rupert disebut membayar sekitar US$1,1 miliar masing-masing kepada para saudara untuk melepaskan klaim kendali.

Konsolidasi kekuasaan Lachlan memiliki dampak politik luas. Selama puluhan tahun, media Murdoch membentuk opini publik di Inggris, Amerika Serikat, dan Australia, mulai dari pemilu Inggris 1992 hingga referendum Brexit.

Di AS, pengaruh Fox News semakin menguat di era Donald Trump, yang kerap memantau siaran Fox dan menjalin komunikasi rutin dengan Rupert. Meski hubungan keduanya naik turun, kedekatan itu menunjukkan betapa besar peran jaringan Murdoch dalam dinamika politik Amerika.

Upaya Rupert dan Lachlan menjauhkan Fox dari Trump setelah pemilu 2020 sempat menunjukkan batas pengaruh mereka. Namun setelah jelas bahwa Trump tetap menjadi kekuatan besar dalam Partai Republik, Fox kembali merapat ke barisan pendukungnya.

Langkah ini menegaskan gaya kepemimpinan Lachlan yang pragmatis, serta memastikan bahwa imperium Murdoch akan terus memainkan peran penting dalam politik global.