Sumber: Bloomberg | Editor: Dessy Rosalina
SYDNEY. Era suku bunga murah masih bisa dinikmati nasabah perbankan Australia. Bank Sentral Australia (RBA) memutuskan menahan suku bunga acuan atawa RBA rate di posisi 2,5%. Alasan RBA, nilai tukar dollar aussie terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut.
“Pelemahan dollar Australia dari posisi tertinggi di tahun lalu masih bisa menopang pertumbuhan ekonomi," ujar Glenn Stevens, Gubernur RBA, mengutip Bloomberg, Selasa (1/4). Savanth Sebastian, Ekonom Commonwealth Bank of Australia di Sydney, menilai keputusan RBA menahan bunga acuan menyalakan sinyal positif kepada pelaku pasar.
“RBA harus menahan suku bunga selama mungkin. Ini memberi sinyal bahwa ekonomi memiliki basis yang kuat. Tapi, potensi penguatan dollar Australia patut dicermati,” ujar dia.
Asal tahu saja, tingkat pengangguran Australia menembus level tertinggi selama sepuluh tahun terakhir atau berada di level 6% pada Februari. Stevens menilai, angka pengangguran masih akan menanjak, tapi tetap dalam kondisi aman. Langkah RBA seirama survei Bloomberg terhadap 33 ekonom.