kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.375   30,00   0,18%
  • IDX 7.615   71,26   0,94%
  • KOMPAS100 1.060   12,24   1,17%
  • LQ45 803   8,71   1,10%
  • ISSI 254   2,19   0,87%
  • IDX30 416   4,77   1,16%
  • IDXHIDIV20 477   5,07   1,07%
  • IDX80 120   1,30   1,09%
  • IDXV30 123   1,76   1,45%
  • IDXQ30 132   1,14   0,87%

Sundar Pichai Resmi Masuk Klub Miliarder setelah 10 Tahun Pimpin Google


Senin, 28 Juli 2025 / 16:41 WIB
Sundar Pichai Resmi Masuk Klub Miliarder setelah 10 Tahun Pimpin Google
ILUSTRASI. Sundar Pichai Resmi Masuk Klub Miliarder setelah 10 Tahun Pimpin Google.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Setelah lebih dari satu dekade memimpin Alphabet, Sundar Pichai secara resmi masuk ke jajaran miliarder, sebuah pencapaian langka bagi CEO teknologi yang bukan pendiri perusahaan.

Pichai, yang menjabat sebagai CEO Google sejak 2015 dan kemudian menjadi CEO Alphabet pada 2019, kini memiliki kekayaan bersih sebesar US$1,1 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index.

Tonggak penting ini dicapai setelah nilai pasar Alphabet melonjak lebih dari US$1 triliun sejak awal 2023, memberikan imbal hasil hingga 120% bagi para investor.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,27% ke Rp 16.364 per Dolar AS pada Senin (28/7)

Melansir dari Times of India, kenaikan Pichai mencerminkan kepemimpinan strategisnya dalam berbagai pergeseran teknologi besar, mulai dari mobile dan komputasi awan hingga kecerdasan buatan (AI).

Saat saham Alphabet mencetak rekor tertinggi, masa kepemimpinan satu dekade Pichai telah menghasilkan sukses finansial sekaligus transformasi besar dalam bisnis.

Pencapaian Langka bagi CEO Non-Pendiri

Berbeda dengan miliarder teknologi lainnya yang mayoritas merupakan pendiri perusahaan, Pichai masuk ke dalam klub miliarder dengan latar belakang yang berbeda.

Ia hanya memiliki 0,02% saham ekonomi Alphabet, yang saat ini bernilai sekitar US$440 juta. Sebagian besar kekayaannya berasal dari penjualan saham dan kompensasi berbasis kinerja selama sepuluh tahun terakhir.

Menurut laporan Bloomberg, Pichai telah menjual saham senilai lebih dari US$650 juta selama masa jabatannya. Jika seluruh saham itu dipertahankan, nilainya saat ini bisa mencapai lebih dari US$2,5 miliar. Meski kepemilikannya kecil, visi jangka panjang dan gaya kepemimpinan yang konsisten telah mendorong pertumbuhan besar dalam lini bisnis utama Alphabet.

Agustus 2025 menandai genap sepuluh tahun Pichai menjadi CEO Google. Selama periode tersebut, Alphabet berkembang pesat dengan menjadikan unit-unit yang dulu kecil seperti YouTube, Google Cloud, Play, dan layanan berlangganan sebagai mesin penghasil miliaran dolar.

Dalam unggahan di X baru-baru ini, Pichai menyebut bahwa pada 2015 pendapatan Alphabet masih US$75 miliar, sedangkan kini YouTube dan Google Cloud saja telah menghasilkan pendapatan tahunan sebesar US$110 miliar.

Di bawah kepemimpinannya, Alphabet bertransformasi menjadi perusahaan induk, memperkuat fokus pada AI, dan memperluas jejak globalnya secara signifikan.

Baca Juga: Laba Jhonlin Agro Raya (JARR) Naik 82,57% di Semester I 2025

Pertumbuhan Berbasis AI dan Investasi Rekor

Salah satu pendorong utama lonjakan nilai Alphabet dalam beberapa tahun terakhir adalah investasi agresif di bidang kecerdasan buatan.

Perusahaan ini menggelontorkan dana sebesar US$50 miliar pada 2023 untuk pengembangan infrastruktur, semikonduktor, dan pusat data guna mendukung ambisi AI-nya.

Alphabet juga menaikkan proyeksi belanja modal tahun 2025 sebesar US$10 miliar menjadi total US$85 miliar, sebagian besar dialokasikan untuk infrastruktur AI.

“Investasi kami di infrastruktur AI sangat penting untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dari pelanggan cloud,” kata Pichai dalam panggilan pendapatan kuartal kedua. Akuisisi DeepMind oleh Alphabet pada 2014 senilai US$400 juta juga terbukti menjadi langkah strategis, membantu perusahaan tetap unggul dalam perlombaan AI.

Perjalanan Pichai mencerminkan era baru, di mana keunggulan operasional—bukan hanya status sebagai pendiri—dapat membangun imperium teknologi yang besar.

Dari Awal yang Sederhana hingga Puncak Silicon Valley

Lahir di Tamil Nadu, India, perjalanan hidup Sundar Pichai menuju puncak Silicon Valley adalah kisah tentang ketekunan dan kecemerlangan.

Ia tumbuh dalam apartemen kecil berisi dua ruangan, dan baru memiliki telepon saat berusia 12 tahun. Beasiswa membawanya ke Stanford pada 1993 dengan tiket pesawat sekali jalan yang kabarnya melebihi gaji tahunan sang ayah.

Pichai bergabung dengan Google pada 2004, memimpin pengembangan browser Chrome, dan kemudian mengawasi Android sebelum akhirnya naik ke posisi puncak.

Ia juga dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tenang dan berbasis konsensus, yang membuatnya dihormati dalam industri yang kerap diwarnai oleh sosok berkepribadian kuat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pichai semakin vokal dalam isu-isu seperti regulasi AI, privasi digital, dan etika teknologi, menjadikan Alphabet sebagai pemimpin pemikiran global di luar sekadar inovasi.

Tonton: Gaji RT & RW Jakarta Naik 25% 2025 Ini, Cek Syarat Ketua RT & RW

Terlibat di Dunia Olahraga

Di luar dunia teknologi, Pichai juga terjun ke bidang olahraga. Ia dilaporkan menjadi bagian dari kelompok eksekutif yang membeli 49% saham tim kriket London Spirit senilai US$182 juta.

Tim ini berlaga di The Hundred, liga kriket profesional yang diluncurkan di Inggris pada 2020.

Meski kekayaannya belum menyamai para pendiri Alphabet, Larry Page (US$171,2 miliar) dan Sergey Brin (US$160,4 miliar), perjalanan Pichai menuju klub miliarder menunjukkan bahwa kepemimpinan yang transformasional—meski tanpa saham pendiri—tetap mampu membangun perusahaan besar sekaligus kekayaan pribadi.

Selanjutnya: Luhut Geram! Dunia Bergejolak, Tapi Indonesia Masih Sibuk Bahas Ijazah

Menarik Dibaca: Cara Membuat NPWP Pribadi Online untuk Melamar Kerja




TERBARU

[X]
×