Sumber: APJII | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Di tengah meningkatnya popularitas teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), ternyata masih ada sangat banyak penduduk Indonesia yang mengaku belum pernah menggunakan teknologi tersebut.
Fakta ini terungkap melalui survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII yang baru dirilis pada bulan Agustus 2025.
Dalam survei bertajuk "Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Penggunaan Internet 2025", APJII mengamati aktivitas masyarakat Indonesia di dunia digital, termasuk sejauh apa mereka memanfaatkan teknologi AI.
Hasilnya, hanya 27,34% responden yang mengakses teknologi AI. Jumlah itu naik dari 24,72% yang ada pada survei sebelumnya.
Dengan demikian, masih ada 72,66% masyarakat Indonesia yang tidak mengakses AI, jumlah itu turun dari 75,28% yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Gen Z Ternyata Gemar Manfaatkan AI untuk Edukasi, Ini Hasil Surveinya
Lalu, mengapa banyak orang Indonesia belum menggunakan AI di tahun 2025?
Survei APJII menemukan beberapa faktor utama yang membuat banyak masyarakat tidak atau enggan menggunakan teknologi AI. Berikut adalah jawaban mereka:
1. Tidak tahu mengenai teknologi AI
- 2025: 46,56%
- 2024: 63,23%
2. Merasa tidak membutuhkan konten AI
- 2025: 22,68%
- 2024: 12,14%
3. Tidak tahu bagaimana cara menggunakan AI
- 2025: 15,50%
- 2024: 20,85%
4. Belum menemukan layanan AI yang menarik
- 2025: 5,88%
- 2024: 0,45%
5. Khawatir tentang masalah privasi dan keamanan
- 2025: 3,57%
- 2024: 1,40%
6. Merasa layanan AI sulit untuk digunakan
- 2025: 3,51%
- 2024: 00.00%
7. Tidak memiliki akses atau teknologi yang memadai
- 2025: 2,09%
- 2024: 1,93%
8. Lainnya
- 2025: 0,21%
- 2024: 00,00%
Berdasarkan jawaban di atas, hambatan utama dari minimnya akses menuju teknologi AI adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana cara menggunakannya. Selain itu, sebagian besar orang juga tidak membutuhkan AI dalam kehidupan sehari-harinya.
Faktor menarik lainnya, ada cukup banyak orang yang masih sangat khawatir dengan keamanan data pribadi mereka saat mengakses teknologi AI.
Baca Juga: Survei APJII: Hampir 98% Pemain Judol Tidak Mendapatkan Keuntungan
Metodologi Survei
Survei APJII dilaksankan pada tanggal 10 April sampai dengan 16 Juli 2025. Jumlah responden tahun ini mencapai 8.700 orang yang tersebar secara proporsional ke dalam 38 provinsi.
APJII juga menjelaskan bahwa responden merupakan WNI di seluruh Indonesia yang berusia minimal 13 tahun. Jawaban responden yang berusia di bawah 13 tahu diperoleh melalui respons orang tua dari anak yang bersangkutan.
Dalam survei ini, APJII menggunakan dua metode, yaitu wawancara tatap muka oleh enumerator terlatih dan penentuan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan Margin of Error (MoE) kurang lebih 1,1%.
Baca Juga: Survei APJII 2025: Shopee Jadi Toko Online Terfavorit Orang Indonesia
Tonton: Proyek IKN Tidak Jadi Prioritas Prabowo, Tahun Depan Hanya Dapat Anggaran Rp 6,3 Triliun