kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Swedia serukan aturan perbankan berbeda


Rabu, 20 Februari 2013 / 07:54 WIB
Swedia serukan aturan perbankan berbeda
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A Wells Fargo stagecoach is seen at the SIBOS banking and financial conference in Toronto, Ontario, Canada October 19, 2017. REUTERS/Chris Helgren/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa

STOKHOLM. Regulator perbankan Swedia menyerukan  perbankan mengabaikan aturan modal harmonis dan menerapkan standar aturan individu yang lebih cocok dengan risiko perbankan nasional. Aturan perbankan yang disesuaikan dengan risiko nasional, dianggap menjadi kunci utama menghindari krisis keuangan berikutnya.


Swedia menjadi basis bank-bank Eropa yang paling aman dari krisis. Otoritas Pengawas Keuangan Swedia atau The Financial Supervisory Authority (FSA), telah menetapkan aturan lebih ketat dibandingkan yang dikeluarkan Komite Pengawasan Perbankan Basel (Basel Committee on Banking Supervision).


Martin Andersson, Direktur Jenderal FSA, mengatakan aturan perbankan yang seragam di dunia tidak memperhitungkan pelajaran dari krisis keuangan. "Konyol dan negatif, memiliki aturan sama  di semua negara," katanya.


Dia menganjurkan,  negara-negara di dunia memiliki tingkat minimum resiko perbankan sendiri-sendiri. Negara dengan sistem perbankan yang lebih besar, memiliki potensi risiko terhadap perekonomian yang lebih besar pula. Sehingga, kebutuhan menetapkan standar nasional yang lebih tinggi lebih mendesak.


Andersson sebelumnya mengusulkan kenaikan tiga kali lipat bobot risiko bank untuk aset hipotek sampai 15%. Itu dilakukan demi menyeimbangkan beban utang swasta dan harga properti yang melambung.

Menurut Andersson, perbankan Swedia memiliki resiko terhadap utang rumah tangga, berbeda dengan perbankan lain di Eropa. "Masing-masing negara memiliki hak untuk memaksakan tingkat risiko lebih tinggi," kata Adair Turner, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Inggris.

Seruan Andersson menjadi bagian  perdebatan perlunya penyatuan aturan perbankan Eropa. Christian Clausen, Presiden Federasi Perbankan Eropa atau The European Banking Federation, mengatakan perlunya bank-bank Eropa beroperasi berdasarkan satu buku peraturan yang sama.


Menurut Clausen, perbedaan regulasi industri perbankan di Eropa menciptakan kerugian kompetitif. Oleh karena itu, lelaki yang juga menjabat Chief Executive Officer (CEO) Nordea Bank AB tersebut berharap, bank-bank Eropa pada akhirnya akan memiliki satu aturan standar seperti aturan Basel.



TERBARU

[X]
×