Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Komisi Perdagangan Taiwan (Fair Trade Commission/FTC) mengungkapkan, Taiwan telah memblokir pembelian bisnis Foodpanda milik Delivery Hero senilai US$ 950 juta oleh Uber Technologies di Taiwan, karena kekhawatiran antipersaingan.
Uber, Delivery Hero, dan Foodpanda tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja reguler.
Mengutip Reuters, Rabu (25/12), dalam jumpa pers, komisi menyatakan bahwa penggabungan tersebut dilarang karena dampak negatifnya terhadap persaingan pasar lebih besar daripada manfaat ekonomi secara keseluruhan, dan persaingan tidak dapat dipertahankan melalui tindakan korektif.
Baca Juga: AS Berencana Masukkan Perusahaan Pemesan Chip TSMC untuk Huawei ke Daftar Hitam
"Di pasar platform pengiriman makanan, tekanan kompetitif utama UberEats berasal dari Foodpanda. Penggabungan ini akan menghilangkan tekanan kompetitif ini...Pascapenggabungan, UberEats tidak akan terlalu dibatasi oleh persaingan, sehingga memberinya lebih banyak insentif untuk menaikkan harga bagi konsumen dan bahkan meningkatkan komisi bagi operator restoran," kata Chen Chih-min, wakil ketua FTC Taiwan.
Chen menambahkan bahwa pascapenggabungan, pangsa pasar gabungan kedua perusahaan itu di Taiwan akan melampaui 90%.
Uber dan Delivery Hero mengumumkan kesepakatan Taiwan pada bulan Mei, yang juga mencakup perjanjian terpisah bagi Uber untuk membeli saham baru senilai US$ 300 juta dari perusahaan pengiriman makanan Jerman tersebut.
Baca Juga: Uber Meluncurkan Layanan Robotaxi Pertama di Luar Amerika Serikat yakni di Abu Dhabi
Perusahaan AS tersebut memperkirakan akuisisi tersebut akan memberikan kontribusi setidaknya US$ 150 juta per tahun terhadap laba inti yang disesuaikan dari bisnis pengirimannya dalam waktu satu tahun sejak penutupan kesepakatan, yang kemungkinan besar terjadi pada paruh pertama tahun 2025.
Platform pengiriman makanan daring mewakili sebagian kecil dari pasar pengiriman makanan yang kompetitif di Taiwan, tetapi operasi Foodpanda di pulau tersebut mencapai titik impas dalam hal laba inti yang disesuaikan untuk 12 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2024, kata perusahaan tersebut.