Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan pada hari Selasa (14/4) bahwa maskapai penumpang utama telah setuju secara prinsip untuk paket penyelamatan US$ 25 miliar. Dana itu dipakai maskapai untuk bisa bertahan dari tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona dan membayar gaji para pegawai.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu (15/4), enam maskapai AS terbesar : American Airlines Group Inc, United Airlines Holdings Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co, JetBlue Airways Corp dan Alaska Airlines - serta empat maskapai penerbangan lain menerima bantuan itu.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat Departemen Keuangan pekan lalu, pemerintah akan menerima pembayaran 30% dari dana yang diberikan kepada operator besar dan waran setara dengan 10% dari jumlah pinjaman.
Delta mengatakan akan menerima US$ 5,4 miliar dalam bentuk hibah, dimana $ 1,6 miliar akan menjadi pinjaman tanpa bunga selama 10 tahun tanpa jaminan yang harus dibayar kembali dan waran pemerintah untuk mengakuisisi sekitar 1% saham Delta dengan US$ 24,39 per saham lebih dari lima tahun.
Lalu American Airlines mengatakan akan menerima US$ 5,8 miliar dalam bentuk hibah, yang mana akan perlu membayar US$ 1,7 miliar.
Southwest mengatakan pada prinsipnya telah setuju dan mengharapkan untuk menerima US$ 3,2 miliar dalam bentuk hibah dan harus membayar hampir US$ 1 miliar selama 10 tahun. Sementara Southwest mendapatakan US2,6 juta berbentuk waran.
JetBlue mengatakan akan menerima US$ 935,8 juta dalam bentuk pembayaran gaji. Alaska dan maskapai regionalnya Horizon Air akan menerima US$ 992 juta dalam pendanaan, termasuk US$ 267 juta dalam bentuk pinjaman.
"Kami lebih dekat dari sebelumnya ke hampir satu juta pekerja maskapai penerbangan mengetahui bahwa mereka akan menerima gaji mereka dan menjaga kesehatan mereka dan tunjangan lainnya, setidaknya sampai September," kata Presiden Asosiasi Penerbang Penerbangan Sara Nelson.
Karena pemberian bantuan ini maka menurut undang-undang, perusahaan yang menerima dana tidak dapat memberhentikan karyawan sebelum 30 September atau mengubah perjanjian perundingan bersama dan harus menyetujui pembatasan pembelian kembali, kompensasi eksekutif, dan dividen.
Undang-undang memberi wewenang kepada Departemen Keuangan untuk meminta kompensasi untuk hibah, tetapi tidak mengharuskannya.
Seorang pejabat Departemen Keuangan yang bekerja pada program ini, Brent McIntosh, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah telah melakukan "analisis substansial. "Kami percaya sekitar 70% dari pembayaran itu menjadi manfaat langsung bagi pembayar pajak," ujarnya.
Senator Ed Markey, seorang Demokrat, mengkritik keputusan Departemen Keuangan untuk memberikan hibah untuk penggajian.
Selain program hibah, maskapai penerbangan AS juga dapat mengajukan skema pinjaman US$ 25 miliar yang terpisah di bawah paket stimulus pemerintah US$ 2,3 triliun.
Misalnya American Airlines mengatakan berencana minggu ini untuk mengajukan pinjaman US$ 4,75 miliar di bawah program itu, sementara Alaska dan Horizon bermaksud untuk mengajukan US$ 1,1 miliar pada pinjaman federal.