kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Maskapai AS dapat bantuan US$ 25 miliar buat bayar gaji karyawan


Rabu, 15 April 2020 / 11:41 WIB
Maskapai AS dapat bantuan US$ 25 miliar buat bayar gaji karyawan
ILUSTRASI. Delta Air Lines 737 passenger planes are seen lined up on a runway where they are parked due to flight reductions made to slow the spread of coronavirus disease (COVID-19), at Atlanta Hartsfield-Jackson International Airport in Atlanta, Georgia, U.S. Marc


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS)  mengatakan pada hari Selasa (14/4) bahwa maskapai penumpang utama telah setuju secara prinsip untuk paket penyelamatan US$ 25 miliar. Dana itu dipakai maskapai untuk bisa bertahan dari tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona dan membayar gaji para pegawai.

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (15/4), enam maskapai AS terbesar : American Airlines Group Inc, United Airlines Holdings Inc, Delta Air Lines Inc, Southwest Airlines Co, JetBlue Airways Corp dan Alaska Airlines - serta empat maskapai penerbangan lain menerima bantuan itu.

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pejabat Departemen Keuangan pekan lalu, pemerintah akan menerima pembayaran 30% dari dana yang diberikan kepada operator besar dan waran setara dengan 10% dari jumlah pinjaman.

Delta mengatakan akan menerima US$ 5,4 miliar dalam bentuk hibah, dimana $ 1,6 miliar akan menjadi pinjaman tanpa bunga selama 10 tahun tanpa jaminan yang harus dibayar kembali dan waran pemerintah untuk mengakuisisi sekitar 1% saham Delta dengan US$ 24,39 per saham lebih dari lima tahun.

Lalu American Airlines mengatakan akan menerima US$ 5,8 miliar dalam bentuk hibah, yang mana akan perlu membayar US$ 1,7 miliar.

Southwest mengatakan pada prinsipnya telah setuju dan mengharapkan untuk menerima US$ 3,2 miliar dalam bentuk hibah dan harus membayar hampir US$ 1 miliar selama 10 tahun. Sementara Southwest mendapatakan US2,6 juta berbentuk waran.

JetBlue mengatakan akan menerima US$ 935,8 juta dalam bentuk pembayaran gaji. Alaska dan maskapai regionalnya Horizon Air akan menerima US$ 992 juta dalam pendanaan, termasuk US$ 267 juta dalam bentuk pinjaman.

"Kami lebih dekat dari sebelumnya ke hampir satu juta pekerja maskapai penerbangan mengetahui bahwa mereka akan menerima gaji mereka dan menjaga kesehatan mereka dan tunjangan lainnya, setidaknya sampai September," kata Presiden Asosiasi Penerbang Penerbangan Sara Nelson.

Karena pemberian bantuan ini maka menurut undang-undang, perusahaan yang menerima dana tidak dapat memberhentikan karyawan sebelum 30 September atau mengubah perjanjian perundingan bersama dan harus menyetujui pembatasan pembelian kembali, kompensasi eksekutif, dan dividen.

Undang-undang memberi wewenang kepada Departemen Keuangan untuk meminta kompensasi untuk hibah, tetapi tidak mengharuskannya.

Seorang pejabat Departemen Keuangan yang bekerja pada program ini, Brent McIntosh, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah telah melakukan "analisis substansial. "Kami percaya sekitar 70% dari pembayaran itu menjadi manfaat langsung bagi pembayar pajak," ujarnya.

Senator Ed Markey, seorang Demokrat, mengkritik keputusan Departemen Keuangan untuk memberikan hibah untuk penggajian.

Selain program hibah, maskapai penerbangan AS juga dapat mengajukan skema pinjaman US$ 25 miliar yang terpisah di bawah paket stimulus pemerintah US$ 2,3 triliun.

Misalnya American Airlines mengatakan berencana minggu ini untuk mengajukan pinjaman US$ 4,75 miliar di bawah program itu, sementara Alaska dan Horizon bermaksud untuk mengajukan US$ 1,1 miliar pada pinjaman federal.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×