kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak Khawatir Latihan Nuklir Russia, AS Sebut Tidak Ada Perubahan Berarti


Selasa, 07 Mei 2024 / 01:51 WIB
Tak Khawatir Latihan Nuklir Russia, AS Sebut Tidak Ada Perubahan Berarti
ILUSTRASI. The Pentagon logo is seen behind the podium in the briefing room at the Pentagon in Arlington, Virginia, U.S., January 8, 2020. REUTERS/Al Drago


Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon tampaknya tak terlalu khawatir dengan gertakan Rusia untuk menggelar latihan perang nuklir.

Pentagon belum melihat perubahan berarti pada kekuatan nuklir Rusia maupun strategi mereka. AS malah menyebut tindakan Rusia sebagai "retorika tidak bertanggung jawab" dari Moskow yang merinci rencana latihan yang melibatkan penempatan senjata nuklir taktis.

Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan mengadakan latihan militer yang mencakup latihan penempatan senjata nuklir taktis setelah apa yang dikatakan Moskow sebagai ancaman dari Perancis, Inggris dan Amerika Serikat. Mereka menyatakan bahwa latihan perang nuklir tersebut diperintahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pasukan rudal di Distrik Militer Selatan, penerbangan dan angkatan laut akan ambil bagian, kata kementerian pertahanan.

Baca Juga: Remehkan Chip di Ponsel Huawei, Mendag AS Sebut Teknologinya Tak Secanggih Dugaan

“Kami belum melihat adanya perubahan dalam postur kekuatan strategis mereka. Tentu saja, kami akan terus memantaunya,” kata Mayor Jenderal Angkatan Udara AS Patrick Ryder, juru bicara Pentagon.

Latihan yang disebut Rusia sebagai kekuatan nuklir non-strategis itu bertujuan untuk memastikan integritas dan kedaulatan wilayah Rusia, kata kementerian pertahanannya.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan latihan tersebut juga bertujuan untuk meredakan “pemarah” di Barat, yang dituduh Moskow mendorong konfrontasi militer langsung antara aliansi militer NATO yang dipimpin AS dan Rusia.

Ryder mengecam komentar yang datang dari Moskow.

Baca Juga: AS Sebut Rusia Terima Bantuan Rudal Balistik dari Korea Utara

“Ini adalah contoh retorika tidak bertanggung jawab yang pernah kita lihat dari Rusia di masa lalu. Ini sepenuhnya tidak pantas, mengingat situasi keamanan saat ini,” kata Ryder.

Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki lebih dari 10.600 dari 12.100 hulu ledak nuklir yang ada di dunia. Tiongkok memiliki persenjataan nuklir terbesar ketiga, diikuti oleh Prancis dan Inggris.

Rusia memiliki sekitar 1.560 hulu ledak nuklir non-strategis, menurut Federasi Ilmuwan Amerika, meskipun ada ketidakpastian mengenai jumlah pastinya karena kurangnya transparansi.




TERBARU

[X]
×