kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Menlu AS Sebut Genosida Terhadap Warga Uighur di China Masih Berlanjut


Selasa, 23 April 2024 / 06:13 WIB
Menlu AS Sebut Genosida Terhadap Warga Uighur di China Masih Berlanjut
ILUSTRASI. Petugas keamanan berdiri di gerbang yang secara resmi dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Kabupaten Huocheng di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China 3 September 2018.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Menteri Luar Negari Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada hari Senin (22/4) mengatakan bahwa aksi genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap warga Uighur di Xinjiang, China, masih berlanjut hingga saat ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Blinken jelang rencana kunjungannya ke China minggu ini.

"China terus melakukan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kerja paksa, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya terhadap mayoritas warga Uighur yang beragama Islam serta anggota kelompok etnis dan agama minoritas lainnya," kata Blinken, dikutip Reuters.

Baca Juga: Joe Biden dan Xi Jinping Bertemu, Ini Sejumlah Kesepakatan Penting yang Dicapai

Laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS tentang HAM kembali mencantumkan perlakuan pemerintah China terhadap Muslim di Xinjiang. 

Laporan HAM tersebut dalam beberapa tahun terakhir selalu menggemakan situasi tersebut dan mengatakan bahwa genosida sedang berlangsung di China.

Dalam laporan tersebut, AS menjelaskan adanya penahanan lebih dari satu juta orang di kamp dan penjara serta penggunaan kamp pendidikan ulang di Xinjiang.

Baca Juga: Kanada Selidiki Dugaan Kerja Paksa Warga Uighur oleh Nike dan Dynasty Gold

China tegas membantah adanya pelanggaran HAM yang terjadi di Xinjiang. Mereka mengklaim, pusat pelatihan tersebut dibangun untuk mengekang terorisme, separatisme, dan radikalisme agama.

Blinken dijadwalkan akan berkunjung ke Beijing pada hari Jumat pekan ini. Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan, masalah HAM akan menjadi salah satu masalah yang diangkat oleh Blinken di hadapan para pejabat China nanti.

Blinken, yang menjabat sejak tahun 2021, mendukung tekad pendahulunya bahwa tindakan China merupakan genosida. Dirinya juga selalu mengangkat masalah ini dalam pertemuan dengan para pejabat China.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×