kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menlu AS Antony Blinken Bertemu Pejabat Senior China Sehari Jelang Pemilu Taiwan


Jumat, 12 Januari 2024 / 09:59 WIB
Menlu AS Antony Blinken Bertemu Pejabat Senior China Sehari Jelang Pemilu Taiwan
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara selama konferensi pers bersama dengan menteri luar negeri Lithuania di Vilnius, Lituania, Senin (7/3/2022). Olivier Douliery/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, dijadwalkan akan bertemu dengan pejabat senior China, Liu Jianchao, di Washington pada Jumat (12/1). Pertemuan ini terjadi hanya sehari sebelum pemilihan umum di Taiwan yang dijadwalkan pada tanggal 13 Januari. 

Pemilihan tersebut, yang dianggap oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, menjadi peristiwa penting pertama dalam tahun 2024, di mana pemerintahan Biden berusaha meredakan ketegangan dengan China.

Jadwal Blinken yang diumumkan secara resmi tidak memberikan detail tambahan tentang pertemuan yang akan berlangsung pada pukul 10 pagi waktu setempat tersebut.

Baca Juga: Amerika Serikat Peringatkan China Tak Ikut Campur dalam Pemilu Taiwan

Namun, pertemuan ini menjadi bagian dari serangkaian interaksi antara Amerika Serikat dan Tiongkok, termasuk pertemuan puncak antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada bulan November di San Francisco.

Interaksi ini juga mencakup pertemuan antara Liu dan wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jon Finer, pada hari Rabu, panggilan telepon antara Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dan Menteri Perdagangan China Wang Wentao pada hari Kamis, serta dimulainya kembali perundingan militer antara kedua negara yang telah lama terhenti.

Tujuan pertemuan ini tampaknya adalah untuk mengisolasi hubungan AS-China dari gesekan yang biasanya muncul akibat pemilihan di Taiwan. Seorang pejabat senior pemerintah AS menyatakan bahwa kesehatan hubungan AS-China tidak hanya dapat dipahami sebagai hasil dari ketegangan seputar pemilihan di Taiwan. 

Mereka menegaskan bahwa upaya ini bertujuan untuk mengelola ketegangan dan mencegah konflik tak terduga antara AS dan Tiongkok.

Baca Juga: Jika Perang China-Taiwan Pecah, Kerugian Diramal Capai Rp 155,63 Kuadriliun!

Pemerintah Taiwan telah menuduh China melakukan campur tangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan umum tersebut, mencakup aktivitas militer dan sanksi perdagangan. Washington telah memperingatkan Tiongkok agar tidak ikut campur dalam proses demokratis di Taiwan dan menegaskan bahwa tindakan militer lebih lanjut oleh Beijing akan menjadi provokatif.

Meskipun AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, mereka adalah pendukung dan pemasok senjata utama bagi pulau tersebut. China, sementara itu, menganggap Taiwan sebagai garis merah yang paling suci dalam hubungan bilateral dan menyatakan bahwa upaya apapun menuju kemerdekaan oleh pulau itu akan menyebabkan konflik.

Liu Jianchao, yang merupakan kepala departemen internasional Partai Komunis Tiongkok, berperan dalam mengelola hubungan dengan partai politik asing. Dia juga pernah menjabat sebagai pejabat senior antikorupsi dan memimpin upaya Beijing dalam Operasi Perburuan Rubah, yang bertujuan mengembalikan tersangka kriminal Tiongkok yang melarikan diri ke luar negeri.

Baca Juga: AS dan China Mengakhiri Perundingan Militer Selama 2 Hari di Washington

Pemerintahan Biden dikritik karena terlibat dalam Operasi Fox Hunt yang dianggap menggunakan taktik "represi transnasional.

"Seorang pakar Tiongkok di Foundation for Defense of Democracies, Craig Singleton, menyatakan bahwa pemerintahan AS harus mempertimbangkan kembali keterlibatannya dengan pejabat yang terkait dengan operasi tersebut.

Dalam pertemuan dengan Liu, Gedung Putih menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan. Wilayah ini menjadi potensi titik konflik, terutama karena klaim teritorial Tiongkok yang bertentangan dengan negara-negara regional, termasuk sekutu Amerika Serikat seperti Filipina.




TERBARU

[X]
×