CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.884   -24,00   -0,15%
  • IDX 7.171   -43,65   -0,61%
  • KOMPAS100 1.097   -5,97   -0,54%
  • LQ45 874   -1,81   -0,21%
  • ISSI 216   -1,80   -0,82%
  • IDX30 447   -0,71   -0,16%
  • IDXHIDIV20 540   0,46   0,09%
  • IDX80 126   -0,72   -0,57%
  • IDXV30 135   -0,10   -0,08%
  • IDXQ30 149   -0,19   -0,13%

Menlu AS Kunjungi Seoul, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik


Selasa, 19 Maret 2024 / 06:11 WIB
Menlu AS Kunjungi Seoul, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik
ILUSTRASI. Pada Senin (18/3/2024), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Korean Central News Agency


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pada Senin (18/3/2024), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut untuk pertama kalinya dalam dua bulan. 

Aksi ini dilakukan ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Seoul untuk menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh Presiden Yoon Suk Yeol tentang memajukan demokrasi.

Melansir Reuters, militer Korea Selatan mengatakan beberapa rudal jarak pendek terbang sekitar 300 km (186 mil) setelah ditembakkan antara pukul 07:44 dan 08:22 (2244 hingga 2322 GMT Senin) dari Pyongyang, ibu kota Korea Utara, dan mendarat di lepas pantai timur.

Korea Selatan mengecam peluncuran tersebut sebagai “provokasi yang jelas” dan mengatakan pihaknya berbagi informasi mengenai peluncuran tersebut dengan Amerika Serikat dan Jepang.

Departemen Luar Negeri AS juga mengecam peluncuran tersebut, dengan mengatakan bahwa peluncuran tersebut melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB serta menimbulkan ancaman bagi kawasan.

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan tiga rudal diluncurkan dan menempuh jarak sekitar 350 km, dengan ketinggian maksimum 50 km.

Baca Juga: Kim Jong Un Kendarai Mobil Hadiah dari Putin untuk Awasi Latihan Perang

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk peluncuran tersebut setelah penjaga pantai negaranya juga melaporkan penembakan yang tampaknya merupakan rudal balistik.

“Serangkaian tindakan Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan kawasan kami dan komunitas internasional, dan benar-benar tidak dapat diterima,” kata Kishida, seraya menyebut peluncuran tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB.

Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, mengatakan Korea Utara telah menguji rudal jarak pendek jenis baru dalam beberapa pekan terakhir.

Saat ini, Seoul serta Washington sedang memantau apakah senjata tersebut dimaksudkan untuk dikirim ke Rusia.

“Tidak jelas apakah rudal-rudal itu ditujukan untuk penguatan garis depan atau untuk diekspor ke Rusia. Tetapi ada kemungkinan besar bahwa mereka melakukan pemeriksaan kinerja akhir sebelum mengekspornya ke Rusia,” jelasnya.

Shin mengatakan, Korea Utara telah mengirimkan setidaknya 7.000 kontainer yang sebagian besar berisi amunisi ke Rusia sejak Juli untuk mendukung perangnya melawan Ukraina. Dia menyebutkan jumlahnya sekitar 6.700 pada akhir Februari.

Sebagai imbalannya, Korea Utara telah menerima pasokan bahan bakar dan makanan, yang tampaknya untuk sementara waktu telah mengurangi kekurangan dan kesulitan ekonomi lainnya sejak akhir tahun lalu, tambah Shin.

Baca Juga: Kim Jong Un Uji Coba Tank Baru, Perintahkan Pasukan Bersiap Hadapi Perang

Militer Korea Utara telah melakukan latihan menggunakan senjata konvensional dalam beberapa pekan terakhir, sering kali diawasi secara pribadi oleh pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un.

Unjuk kekuatan yang dilakukan Pyongyang terjadi tepat setelah militer Korea Selatan dan Amerika Serikat menyelesaikan latihan militer gabungan tahunan skala besar selama 10 hari pada Kamis lalu.

Pada hari Minggu, militer Korea Selatan juga mengerahkan marinir, helikopter serang, dan kendaraan serbu amfibi dalam latihan yang bertujuan meningkatkan jumlah pasukan untuk memperkuat pulau-pulau barat dekat perbatasan laut dengan Korea Utara. Korea Utara menembaki pulau-pulau tersebut pada tahun 2010.

Blinken termasuk di antara pejabat senior dari seluruh dunia yang menghadiri konferensi KTT Demokrasi, yang dibuka pada hari Senin. Ia juga akan bertemu dengan mitranya dari Korea Selatan, Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul.

KTT ini merupakan inisiatif Presiden AS Joe Biden yang bertujuan untuk membahas cara-cara menghentikan kemunduran demokrasi dan erosi hak dan kebebasan di seluruh dunia.

Dalam peluncuran balistik terakhirnya pada 14 Januari, Korea Utara menembakkan rudal hipersonik jarak menengah yang menggunakan bahan bakar padat untuk menguji mesin booster baru dan hulu ledak yang dapat bermanuver.

Sebulan kemudian, negara tersebut meluncurkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya, termasuk yang dikatakan sebagai rudal anti-kapal baru.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×