kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Tak tertarik politik, lebih suka berbisnis (2)


Rabu, 02 Agustus 2017 / 14:53 WIB
Tak tertarik politik, lebih suka berbisnis (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Darah politisi yang mengalir dalam diri Kalanithi Murasoli Maran tak menyebabkannya terjun ke dunia politik. Kalanithi justru sangat tertarik pada dunia bisnis, dengan menamatkan studi master of business administration dari University of Scranton di Pennsylvania. Kalanithi mencermati sejumlah praktik bisnis yang menurutnya sangat menarik bila kembangkan di India, negara asalnya. Bisnis media, menjadi cikal bakal peruntungan pria ini ke depan.

Kalanithi Murasoli Maran (Kalanithi) kini menikmati statusnya sebagai salah satu miliarder di India. Lewat Sun Network Group yang menjalankan bisnis media, Forbes mengkalkulasi kekayaan pribadi dia saat ini mencapai US$ 4,4 miliar.

Kekayaan yang ia dapatkan dari Sun Network bisa jadi terlihat wajar. Jumlah penduduk yang besar di India, merupakan pasar strategis bagi bisnis hiburan, yang dikemasnya dalam usaha media. Jangan heran bila Sun Network disebut-sebut merupakan jaringan televisi paling menguntungkan di kawasan regional Asia.

Kalanithi berasal dari keluarga yang berkecukupan, dengan latar belakang profesi anggota keluarga  di bidang politik. Urusan finansial, tentu tak jadi masalah bagi keluarga besar, untuk menyekolahkan Kalanithi.

Dia menuntaskan pendidikan hingga tingkat sarjana di lembaga bergengsi di daerah asalnya. Tak hanya berkutat pada kesibukan kuliah, Kalanithi pun pernah menjadi ketua persatuan mahasiswa dan memimpin sejumlah gerakan terkait isu suku Tamil.

Meski latar belakang keluarganya terjun di dunia politik, ia tak benar-benar tertarik dengan dunia tersebut. Kalanithi lebih menunjukkan minat ke dunia bisnis.

Itu sebabnya, pasca menyelesaikan pendidikan tinggi, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat (AS). Pennsylvania menjadi tujuannya untuk mengejar gelar Master of Business Administration dari University of Scranton.

Melanjutkan hidup di Amerika menjadi pengalaman baru baginya. Berbagai hal seperti budaya dan teknologi yang ada di Negeri Paman Sam, membuka wawasannya soal potensi bisnis yang bisa ia terapkan di India, kelak.

Salah satunya soal dunia penyiaran yang ada di Amerika. Pada pertengahan tahun 1980-an, Kalanithi mengamati bahwa di Amerika, stasiun televisi menawarkan berbagai macam tayangan beragam untuk berbagai genre. Hal seperti ini, tidak ada di India kala itu. Bila ia bisa membawa teknologi yang dipakai media Amerika ke India, hal ini bakal membawa revolusi bisnis penyiaran di India. Banyak pemirsa, dari berbagai segmen, bisa dia rangkul sekaligus lewat tayangan yang beragam.

Tapi ide yang muncul saat itu, belum ia wujudkan. Merasa masih terlalu muda, ia belum siap membuat sebuah gebrakan besar di bisnis penyiaran India. Termasuk menghadapi risiko yang mungkin muncul akibat memulai sebuah bisnis yang benar-benar baru dan belum teruji keampuhannya untuk meraup untung.

Karena itu, Kalanithi memutuskan kembali fokus pada pendidikan. Setelah mengantongi gelar master, ia langsung kembali ke India. Masuk ke dunia kerja, dia memilih memulai karier di bagian sirkulasi, Sumangli Publication.

Beberapa waktu kemudian, Kalanithi bekerja di sebuah majalah mingguan berbahasa Tamil yang masih dimiliki oleh sanak saudaranya sendiri. Memasuki tahun 1990-an, perusahaan tersebut mulai berekspansi dengan meluncurkan produk baru, diantaranya produksi video, dimana ia masuk di dalam tim tersebut.

Awalnya bisnis ini berjalan lancar. Sayangnya, masa bulan madu di bisnis ini hanya berlangsung selama dua tahun. Bisnis itu terpaksa terhenti, karena masalah pembajakan kian merajalela.

Tapi kondisi tersebut tak menyebabkan Kalanithi patah arang. Hal positif yang patut disyukuri adalah dia mendapat pengalaman berharga untuk mewujudkan gagasan yang ia peroleh saat merantau di Amerika. Dengan pengalamannya tersebut, Kalanithi yakin bahwa dia siap mewujudkan sesuatu karya yang besar, berbekal jaringan televisi miliknya pribadi.                              

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×