kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45890,95   -2,48   -0.28%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tapering dimulai, Asia bersiap hadapi volatilitas


Kamis, 19 Desember 2013 / 14:07 WIB
Tapering dimulai, Asia bersiap hadapi volatilitas
ILUSTRASI. Peringatan dini cuaca hari ini hujan lebat dari BMKG, provinsi mana saja berstatus Siaga dan Waspada terhadap bencana? ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SEOUL. Keputusan the Federal Reserve mengenai pemangkasan stimulus (tapering) sebesar US$ 10 miliar dipastikan akan berdampak ke pasar Asia. Tak mengherankan jika pemerintah di Asia menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi kondisi tersebut.

Pemerintah Korea Selatan, misalnya, memastikan akan mengawal pergerakan won untuk meredakan fluktuasi mata uangnya jika dibutuhkan.

"Pergerakan won belakangan terhadap yen cukup cepat dan ini menjadi masalah yang patut dicemaskan," jelas Wakil Menteri Keuangan Korea Choo Kyung Ho di Soeul pada hari ini (19/12). Dia menambahkan, pemerintah Korsel tidak akan membiarkan pergerakan mata uang won volatil dan akan melakukan aksi apa pun jika memang diperlukan.

Sementara, pejabat bank sentral Filipina mengatakan, pihaknya akan mengawasi apa pun yang dibutuhkan jika pasar finansial bergerak liar dalam jangka pendek.

"Langkah yang bertujuan untuk normalisasi ini kami sambut baik. Ini berarti, ekonomi AS membaik dan hal itu akan menguntungkan perekonomian emerging market. Memang akan ada guncangan di pasar finansial dalam jangka pendek, namun tidak seburuk yang terjadi pada Mei-Juni tahun ini," jelas Gubernur Bank Sentral Filipina Amando Tetangco.

Sedangkan Bank Indonesia (BI) menilai, langkah The Fed untuk mengurangi stimulus moneternya bulan depan akan menstabilkan rupiah. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI menerima keputusan tersebut kendati jumlah pengurangan stimulus moneter lebih kecil daripada yang diperkirakan.

"Yang lebih penting, pernyataaan tersebut memberikan kepastian arah kebijakan moneter the Fed," ujar Perry, Kamis (19/12).

Perry mengatakan langkah tersebut akan berdampak positif terhadap kestabilan pasar keuangan, termasuk kestabilan rupiah. Pengurangan stimulus moneter dilakukan karena ekonomi AS tengah mengalami perbaikan dari reses. Perry mengatakan perbaikan ekonomi AS akan memperbaiki ekspor Indonesia terutama dari sektor manufaktur.

Asal tahu saja, mata uang emerging market melemah pada hari ini. Pelemahan terbesar dialami oleh won Korea Selatan yang keok ke level terendah dalam enam bulan terakhir.




TERBARU

[X]
×