kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.307.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.679   -28,00   -0,17%
  • IDX 8.413   18,67   0,22%
  • KOMPAS100 1.166   -2,31   -0,20%
  • LQ45 850   -3,61   -0,42%
  • ISSI 290   -0,52   -0,18%
  • IDX30 447   2,38   0,54%
  • IDXHIDIV20 515   1,44   0,28%
  • IDX80 131   -0,36   -0,27%
  • IDXV30 138   0,05   0,03%
  • IDXQ30 142   0,36   0,25%

TATA kembali bidik Indonesia untuk ekspansi


Senin, 12 Agustus 2013 / 12:39 WIB
TATA kembali bidik Indonesia untuk ekspansi
ILUSTRASI. Makanan ini Baik untuk Menjaga Kesehatan Otak


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

MUMBAI. Anak perusahaan TATA group  asal India kembali merencanakan ekspansi di Asia. Kali ini negara yang dituju adalah Indonesia dan Myanmar, dua negara berkembang di Asia.

Anak usaha TATA Group yang akan melakukan ekspansi itu adalah, CMC, yang merupakan unit bisnis dari Tata Consultancy Services. CMC adalah perusahaan penyedia jasa teknologi, konsultasi dan penyediaan sistem informasi.

Di Indonesia, CMC akan menekuni bisnis penyediaan solusi di bidang pertambangan, energi dan mineral. Perusahaan asal India ini melihat, adanya peluang bisnis menyediakan sistem manajemen dan kontrol untuk pertambangan.

"Kami membantu perusahaan berdasarkan jenis proyek, kami menawarkan teknologi untuk mengambil bijih besi dari tambang kemudian solusi mengirimnya ke pelabuhan," kata Managing Director dan Chief Executive Officer (CEO) CMC, R. Ramanan yang dikutip KONTAN dari Business Line.

Selain di Indonesia, CMC juga akan melakukan ekspansi di Myanmar. Di negara ini, CMC bahkan sudah melakukan studi kelayakan. "Kami sedang mengevaluasi Myanmar, seperti yang kami ketahui akan ada investasi besar di negara itu. Tapi sekali lagi, kami harus menemukan mitra yang tepat," kata Ramanan.

Saat ini, petinggi CMC sedang mengirimkan delegasi ke Myanmar dan Indonesia dalam rangka penjajakan. Berbeda dengan Indonesia, di Myanmar, CMC melirik peluang dalam bisnis roti dan mentega.

Perusahaan asal India ini berencana untuk menginvestasikan senilai US$ 275 juta dan secara bertapa bisa mencapai US$ 2 miliar dalam beberapa tahun ke depan. "Ada prospek Myanmar menjanjikan untuk bisnis. Apalagi ada pasar 60 juta penduduk, " kata McKinsey Global Institute dalam sebuah laporan baru-baru ini.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×