Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SCHLOSS ELMAU. Para pemimpin dari Kelompok Tujuh (G7) berniat membatasi harga minyak Rusia. Hal tersebut diungkapkan seorang pejabat pemerintah Jerman, sesaat sebelum pertemuan KTT G7 dimulai, Sabtu (25/6).
Proposal tersebut merupakan bagian dari diskusi G7 yang lebih luas tentang bagaimana meningkatkan tekanan pada Rusia atas invasinya ke Ukraina, tanpa memicu tekanan inflasi global.
Perang yang terjadi di Ukraina, kelangkaan energi dan makanan serta prospek ekonomi global yang semakin gelap diperkirakan akan mendominasi agenda pertemuan puncak yang berlangsung tahun ini di Schloss Elmau, sebuah resor kastil pegunungan yang berada di Jerman selatan.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS), Kanada dan Inggris telah melarang impor minyak Rusia. Di sisi lain, para pemimpin Uni Eropa telah menyetujui embargo terhadap minyak Rusia, yang akan berlaku penuh pada akhir 2022, sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Baca Juga: Ukraina Laporkan Serangan Besar-Besaran dari Belarusia
Namun, dengan harga energi yang melambung, Negara Barat khawatir, embargo semacam itu tidak akan benar-benar melemahkan Rusia. Lantaran Negeri Beruang Merah itu memperoleh lebih banyak pendapatan dari ekspor, bahkan ketika volume turun.
Batasan harga dianggap bisa memecahkan dilema itu, sambil juga menghindari pembatasan lebih lanjut pada pasokan minyak dan memicu inflasi, kata para pejabat. Tetapi agar rencana tersebut berhasil, G7 membutuhkan dukungan dari importir minyak besar seperti India dan China.
"Kami berada di jalur yang baik untuk mencapai kesepakatan," kata pejabat tersebut seperti dikutip dari Reuters.
Pejabat itu menambahkan, G7 juga membahas perlunya menggabungkan tujuan iklim yang ambisius dengan kebutuhan beberapa negara untuk mengeksplorasi ladang gas baru ketika Eropa bergegas untuk menghentikan impor gas Rusia.