Sumber: Bloomberg |
YANGOON. Myanmar mendadak menjadi tempat paling seksi bagi sasaran investasi baru di Asia Tenggara. Segera setelah negara ini berangsur membuka diri, banyak negara yang hendak mencuil pangsa pasar Myanmar. Tak terkecuali kedua raksasa telekomunikasi dari Singapura dan Malaysia.
Axiata Group Bhd., perusahaan ponsel terbesar Maalysia, berhadapan dengan ST Telemedia Pte, anak usaha Temasek Hldings Pte dari Singapura. Mereka sudah mengungkapkan minat untuk mengantongi izin telekomunikasi di Myanmar,
Axiata berkata sudah menyampaikan minatnya kepada pemerintah Myanmar sebelum tenggat waktu berakhir hari ini (25/1). ST Telemedia juga memberi sinyal mereka akan ikut dalam lelang lisensi itu.
"Myanmar adalah pasar menarik dan logis untuk dipertimbangkan sebagai tempat investasi. Pasarnya strategis dengan potensinya untuk tumbuh," tulis Axiata dalam email kepada Bloomberg.
Myanmar sedang menawarkan dua lisensi untuk meluaskan jangkauan penetrasi telekomunikasi hingga 80% di tahun 2016. Pda 15 Januari lalu, pemerintah Myanmar mengundang perusahaan-perusahaan asing untuk memasukkan penawarannya.
Sampai dengan bulan lalu, Myanmar memiliki 5,44 juta pengguna ponsel atau baru mencapai tingkat penetrasi 9% dari seluruh penduduk. Bandingkan dengan Kamboja sebesar 70%, Laos 87%, dan lebih dari 100% di Thailand. Sedangkan penetrasi telepon fixed line hanya sekitar 1%.
Direktur Kementerian Komunikasi dan Teknologi Myanmar Than Zaw berkata bahwa hari pihaknya akan merilis pernyataan soal lisensi telekomunikasi itu. Myanmar akan mengeluarkan lisensi pada Juni yang akan datang untuk jangka waktu 20 tahun dengan kemungkinan perpanjangan. Parlemen Myanmar akan menyetujui RUU telekomunikasi yang di dalamnya termasuk pembentukan badan regulator independen di tahun 2015.
Catatan saja, Axiata sudah menjalankan bisnisnya di berbagai negara seperti Indonesia, India, Bangladesh,dan Sri Lanka. Sedangkan ST Telemedia memiliki saham di perusahaan telekomunikasi dan teknologi seperti Starhub, operator telko terbesar kedua Singapura. Telemedia juga mengantongi saham operator ponsel di Malaysia dan Filipina serta tv kabel terbesar di Filipina.