Sumber: Bloomberg | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tencent Holdings Ltd. mulai memasarkan penjualan obligasi pertamanya dalam empat tahun. Upaya ini dilakukan untuk menghadapi persaingan AI global yang semakin ketat.
Raksasa internet asal Tiongkok ini berencana menjual obligasi denominasi yuan berjangka 5 tahun, 10 tahun dan 30 tahun di luar negeri. Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, kuponnya akan berada di kisaran 2,6%, 3% dan 3,6%. bergabung dengan gelombang peminjaman di antara perusahaan teknologi Tiongkok seiring meningkatnya persaingan dalam persaingan AI global yang semakin ketat.
Baca Juga: Migrasi Cloud ke Alibaba dan Tencent Tuntas, GOTO Bisa Hemat Lebih dari 50%
Jika berhasil, ini akan menjadi penjualan obligasi dim sum pertama Tencent dan menjadi obligasi pertamanya dalam mata uang apa pun sejak April 2021.
Rencananya pendapatan dari obligasi senior tanpa jaminan ini akan diusulkan untuk keperluan umum perusahaan, tambah sumber.
Obligasi dengan harga baru ini akan menambah jumlah obligasi Tencent yang telah beredar sebesar US$17,75 miliar. Perseroan memiliki obligasi senilai US$1 miliar yang jatuh tempo pada Januari 2026 dan obligasi senilai US$500 juta yang jatuh tempo pada April 2026.
Baca Juga: Agensi K-Pop BTS Jual Seluruh Kepemilikan Sahamnya di SM Entertainment ke Tencent
Penawaran obligasi ini dilakukan di tengah meningkatnya aktivitas penggalangan dana di sektor teknologi Tiongkok. Total belanja modal oleh perusahaan internet besar Tiongkok seperti Alibaba Group Holding Ltd., Tencent, Baidu Inc., dan JD.com Inc. diperkirakan mencapai US$32 miliar pada tahun 2025. Menurut laporan Bloomberg Intelligence, nilainya meningkat lebih dari dua kali lipat dari US$13 miliar pada tahun 2023.
Pesaingnya, Alibaba baru saja mengumpulkan sekitar US$3,2 miliar minggu lalu dalam penawaran obligasi konversi terbesar tahun ini.
Sementara itu, Baidu baru-baru ini mengumpulkan 4,4 miliar yuan (US$618 juta) dari penawaran obligasi dim sum. Sebelumnya perseroan juga telah menerbitkan 10 miliar yuan pada bulan Maret.
Perusahaan jasa pengiriman makanan dan ritel Tiongkok, Meituan, juga sedang mempertimbangkan potensi penjualan obligasi dim sum.