Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Raksasa internet China, Tencent Holdings mengumumkan restrukturisasi untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir. Restrukturisasi ini dilakukan untuk menghadapi tantangan yang makin ketat.
Dikutip dari Reuters, restrukturisasi ini dilakukan setelah nilai pasar Tencent Holdings merosot. Tencent pun menghadapi kritik dari analis dan investor akibat utang yang makin tambun dan strategi ekspansi global yang dinilai tidak fokus.
Rencananya, Tencent akan mengonsolidasi dari tiga grup bisnisnya ke dalam satu unit dan membentuk grup bisnis baru dengan layanan cloud dan smart industries.
Langkah ini berkaca pada semakin meningkatnya penawaran akan layanan data cloud-based yang menyasar korporasi sebagai penggunanya. Otomatis, Tencent akan berhadapan dengan Alibaba Group yang kini mendominasi di China.
Melalui layanan data cloud-based, Tencent akan meningkatkan kemampuan kontennya untuk berbagai layanan seperti WeChat, musik, games, dan layanan hiburan lainnya.
"Tencent akan mengeksplorasi integrasi sosial, konten dan teknologi yang akan lebih cocok untuk tren ke depan, mendorong upgrade dari consumer internet ke industrial internet," ungkap Tencent.
Berdiri sejak tahun 1998, bisnis Tencent berjalan mulus hingga memutuskan untuk IPO di tahun 2004. Kala itu, sahamnya melonjak lebih dari 88 kali dan nilai pasarnya mencapai puncak US$ 578 miliar pada Januari tahun ini.
Jumat lalu (28/9) saham Tencent di Hong Kong ditutup pada HK$ 323,20, merosot jika dibandingkan dengan sahamnya pada akhir tahun 2017, HK$ 406. Laba perusahaan ini pun turun pada kuartal pertama tahun ini.
Game sebagai penyumbang pendapatan terbesar Tencent pun belum bisa diandalkan saat ini. Gim Tencent paling populer, PlayerUnknown's Battlegrounds Mobile (PUBG Mobile) belum mengantongi izin update in-game purchases dari regulator China.