Sumber: Bloomberg | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Aksi protes berkepanjangan di Thailand memaksa pihak militer turun tangan. Pagi hari ini, Selasa 920/5), militer Thailand memutuskan untuk memberlakukan darurat militer.
Walaupun memberlakukan status Darurat Militer, Panglima Angkatan Darat Thailand, Prayuth Chan - Ocha menyatakan status itu bukan dalam rangka kudeta. Untuk itu, ia berharap warga Thailand tidak khawatir.
Prayuth menyatakan, pihaknya ingin berusaha memulihkan ketertiban dan meminta kelompok-kelompok politik untuk mengakhiri protes. "Komando penertiban akan diambil alih oleh Panglima Militer,” kata katanya dalam siaran televisi lokal.
Ia menyatakan, militer akan mencegah dan mencarikan solusi masalah untuk menciptakan perdamaian dan ketertiban nasional Thailand. Selain itu, militer akan menegakkan hukum apapun di bawah tindakan darurat militer agar situasi bisa kondusif.
Terkahir, militer Thailand turut campur di bidang politik tahun 2006 silam, saat itu militer melakukan kudeta terhadap perdana menteri Thaksin Shinawatra.
"Ada banyak protes di Bangkok, dan banyak orang ingin menghasut kekerasan dengan menggunakan senjata yang bisa merugikan orang yang tidak bersalah," kata Prayuth. Menurutnya, situasi bisa menjadi tak terkendali dan menjadi kerusuhan di banyak wilayah Thailand jika militer tak segera turun tangan.