Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Israel kembali membongkar permukiman warga Palestina di wilayah Tepi Barat pada hari Rabu (7/7). Yang menjadi sasaran kali ini adalah lokasi komunitas penggembala Badui di Khirbet Humsu.
Dilansir dari Arab News, setidaknya ada 65 orang, termasuk 35 anak-anak, yang kini terpaksa mengungsi. Saat ini Konsorsium Perlindungan Tepi Barat, sekelompok badan bantuan internasional yang didukung oleh Uni Eropa, sedang berupaya membantu penduduk yang kehilangan tempat tinggal.
Pembongkaran pada hari Rabu merupakan yang ketiga kalinya dialami komunitas tersebut dalam satu tahun terakhir. Penduduk desa kecil itu umumnya mencari nafkah dengan menggembalakan sekitar 4.000 domba.
"Tentara datang tanpa peringatan pada jam 9 pagi, meminta penduduk untuk pindah, dan ketika mereka menolak, mulai meratakan rumah-rumah darurat. Ini eskalasi yang sangat serius," ungkap Christopher Holt dari konsorsorium.
Pemerintah Israel yang kini berjalan di bawah Perdana Menteri baru, Naftali Bennett, mengatakan desa itu dibangun secara ilegal di tengah-tengah lapangan tembak militer.
Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan pemerintah telah melakukan diskusi selama berbulan-bulan dengan penduduk dan menawarkan lokasi alternatif di dekatnya.
Baca Juga: Indonesia mendesak Gerakan Non Blok selesaikan masalah di Palestina
Pengakuan tersebut bertolak belakang dengan laporan Holt yang mengungkap bahwa penduduk tidak memiliki peringatan dan mengatakan mereka tidak punya tempat lain untuk pergi.
Khirbet Humsu merupakan permukiman kecil yang menjadi bagian dari Area C, salah satu kawasan yang berada di bawah kendali penuh Israel sesuai dengan perjanjian perdamaian sementara dari tahun 1990-an.
Serangkaian pembongkaran dan penghancuran permukiman warga Palestina terus terjadi, dan semakin sering terjadi, dalam beberapa bulan terakhir.
Presiden Israel yang baru dilantik tanggal 7 Juli 2021, Isaac Herzog, berjanji untuk menyembuhkan perpecahan mendalam di masyarakat Israel. Pernyataan itu disampaikannya saat mengambil sumpah jabatan untuk menjadi presiden ke-11 Israel.
"Saya akan menjadi presiden semua orang. Harapan saya, dan kita semua, adalah untuk menurunkan nada, untuk menurunkan api, untuk menenangkan keadaan," kata Herzog.