Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Pertumbuhan ekonomi Thailand pada 2019 hanya 2,4%. Menurut National Economic and Social Development Council (NESDC) pertumbuhan ekonomi tahun lalu menjadi yang paling lambat sejak 2014.
Perlambatan ekonomi Negeri Gajah Putih ini terjadi karena ekspor dan investasi publik melambat. Thailand memang terkena dampak paling besar akibat perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) di tahun lalu yang menyebabkan ekspor tersendat.
Dari dalam negeri, permintaan yang tak kunjung membaik serta anggaran fiskal yang telat ditambah kekeringan membuat ekonomi Thailand gagal tumbuh.
Satu-satunya sektor yang berhasil mengangkat ekonomi Thailand adalah pariwisata. Namun, di tahun ini, sektor tersebut juga tak akan kuat menahan gempuran wabah virus corona.
Baca Juga: Virus corona membuat Singapura pangkas proyeksi ekonomi 2020 jadi -0,5% sampai 1,5%
Beberapa analis pun sudah memperkirakan, bank sentral Thailand bakal menurunkan suku bunga lebih lanjut guna mendorong pertumbuhan di tahun 2020.
"Kami masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB Thailand di 2020 sebesar 1,9%. Ini mencerminkan pandangan kami bahwa perlambatan akan berlanjut hingga 2020 lantaran wabah Covid-19, penundaan anggaran serta kekeringan," kata Charnon Boonnuch, ekonom Nomura kepada Reuters.
Boonnuch menambahkan, Bank of Thailand (BoT) kemungkinan akan kembali memangkas suku bunga acuan 25 bps pada kuartal II-2020 mendatang. Sebenarnya, di awal bulan ini BoT sudah memangkas suku bunga ke rekor terendahnya 1%.
Sementara itu, Badan Perencanaan Negara sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi 1,5% hingga 2,5%. Sebelumnya, ekonomi Negeri Gajah Putih diprediksi mencapai 2,7% hingga 3,7%.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan dilakukan karena pertumbuhan ekspor pun diperkirakan hanya 1,4% dari proyeksi awal di 2,3%.