Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun lebih dari satu dolar per barel pada hari Jumat (14`/7) karena dolar menguat dan pedagang minyak membukukan keuntungan dari reli yang kuat. Tolok ukur harga minyak mentah mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun US$ 1,49 atau 1,8% menjadi US$ 79,87 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun US$ 1,47 atau 1,9% menjadi US$ 75,42 per barel.
"Tampaknya hanya aksi ambil untung, dengan beberapa kekhawatiran permintaan kembali menjadi fokus karena dolar rebound," kata John Kilduff, partner di Again Capital kepada Reuters.
Baca Juga: Wall Street Menguat Sepekan, Musim Rilis Laporan Keuangan Dimulai
Indeks dolar AS sedikit lebih tinggi setelah mencapai level terendah 15 bulan pada perdagangan kemarin. Investor berkonsolidasi menjelang akhir pekan. Greenback yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Namun minggu depan, reli dapat berlanjut karena pelonggaran inflasi, rencana untuk mengisi kembali cadangan strategis AS, pengurangan pasokan, dan gangguan dapat mendukung pasar, kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di Bank Wealth Management AS.
"Sementara harga minyak kemungkinan sedikit overbought dalam waktu dekat, menyentuh level tertinggi sejak awal Mei, bias tampaknya lebih tinggi," kata Haworth.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Naik Jumat (14/7): Brent ke US$81,63 dan WTI US$77,24
Harga minyak naik hampir 2% setiap minggu, setelah gangguan pasokan di Libya dan Nigeria meningkatkan kekhawatiran bahwa pasar akan mengetat dalam beberapa bulan mendatang.
Beberapa ladang minyak di Libya ditutup pada Kamis karena protes suku setempat terhadap penculikan mantan menteri. Secara terpisah, Shell menangguhkan pemuatan minyak mentah Forcados Nigeria karena potensi kebocoran di terminal.
Gangguan Libya menghentikan produksi sekitar 370.000 barel per hari (bpd). Sementara kerugian dari pemadaman Nigeria dipatok pada 225.000 bpd, kata analis PVM John Evans.
Ekspor minyak Rusia juga menurun secara signifikan. Jika tren ini berlanjut minggu depan, kemungkinan akan mendorong harga lebih tinggi karena ekspor minyak Rusia akan dikurangi sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, tambah analis Commerzbank.