Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin terus menanjak pada Selasa (21/6) malam, melayang di level US$ 21.000, atau melesat 20% dibanding posisi terendah tahun ini sekitar US$ 17.000 di akhir pekan lalu.
Mengacu data CoinMarketCap pada Selasa pukul 21.55 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 21.620,63 atau naik 4,05% dalam 24 jam terakhir.
Menurut Pablo Jodar, Financial Products Manager Storm Partners, meskipun Bitcoin melihat beberapa konsolidasi menuju US$ 23.000, masih perlu menembus level resistensi itu untuk mulai mempertimbangkan pergerakan yang lebih tinggi ke US$ 30.000
Level US$ 19.000 masih merupakan level support utama.
Baca Juga: Harga Bitcoin Masih Bertahan di Level US$ 20.000, Kecemasan Tetap Landa Investor
"Jika level US$ 23.000 ditembus, kita mungkin memiliki musim panas yang baik untuk kripto dan berpotensi akhir tahun yang baik, tetapi volatilitas tetap cukup tinggi untuk membuat asumsi seperti itu," kata Jodar kepada CoinDesk.
Metrik lain yang bisa diandalkan untuk menguji sentimen pasar adalah transfer masuk dan keluar dari bursa mata uang kripto ke dompet pribadi, Jodar mengungkapkan.
Metrik ini memberikan wawasan tentang apa yang dilakukan paus-individu atau entitas yang memegang mata uang kripto dalam jumlah besar- dengan dana mereka.
Selama sebulan terakhir, ada banyak arus masuk dalam bursa mata uang kripto dari paus yang melikuidasi posisi mereka.
Baca Juga: Investasi Kripto dengan Uang Dingin yang Aman Bagi Pemula
Tapi, kondisi itu mulai berubah, dengan arus keluar besar terlihat pada Senin (20/6) dari bursa ke dompet pribadi, menurut data dari Glassnode.
"Anda melihat arus keluar yang luar biasa ketika harga Bitcoin turun menjadi US$ 17.600, dan kemudian arus bersih menjadi kurang negatif sekarang," sebut Jodar.
"Ini berarti, beberapa investor besar telah membeli kembali dan berharap untuk hodl koin tersebut," ungkapnya.
Hodl adalah jargon kripto untuk praktik memegang aset untuk jangka panjang tanpa niat untuk menjual bahkan jika harganya jatuh.