Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. The Federal Reserve dapat menjadi pesaing Gedung Putih sebagai sumber volatilitas market pada pekan ini.
Seperti yang diketahui, sejak dirinya terpilih, Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu faktor yang menggerakkan pasar global. Janjinya mengenai kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan berdampak pada ekspektasi market.
Namun, posisi tersebut akan segera digantikan oleh The Fed, setidaknya untuk dua hingga tiga hari ke depan. Pasalnya, pimpinan The Fed Janet Yellen akan menyampaikan pidato mengenai perekonomian dan kebijakan The Fed di hadapan anggota Senat dan Parlemen pada pekan ini.
"Sudah pasti, investor akan memperhatikan dengan penuh pidato The Fed. Mengingat posisi VIX saat ini sangat rendah, kemungkinan market bergerak volatil," jelas Jack Ablin, CIO BMO Private Bank.
Sekadar informasi, VIX merupakan indeks yang mengukur volatilitas market. Pada akhir pekan lalu, indek VIX berada di posisi 10, yang mengindikasikan tingginya kepuasan market karena indeks saham melompat ke rekor tertinggi.
Di Wall Street, para trader menanti apakah Yellen akan memberikan sinyal mengenai kebijakan The Fed yang berencana menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Analis juga ingin mendengar pertanyaan-pertanyaan terhadap kebijakan The Fed dan apa pendapat Yellen mengenai potensi kebijakan pajak baru, stimulus fiskal, dan deregulasi perbankan.
Sepekan ini, ada juga sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Misalnya saja data inflasi dan penjualan ritel yang dijadwalkan akan diumumkan pada Rabu (15/2) mendatang. Sejumlah perusahaan juga akan merilis kinerjanya, seperti PepsiCo, Cisco, Kraft Heinz, dan AIG.