Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Pasar tengah menunggu cemas hasil stress test 19 perbankan besar AS. Dikabarkan, the Federal Reserve akan merilis data mengenai modal yang dimiliki para bank besar di Negeri Paman Sam itu dalam tiga hari ke depan. Data ini sangat penting karena akan menunjukkan seberapa besar ketahanan modal perbankan AS untuk melalui resesi ekonomi global.
Berdasarkan rilis yang diterima sejumlah media, hasil tes akan menunjukkan tingkat pendapatan, rasio modal, dan tingkat laba-rugi setiap bank dalam periode sembilan kuartal. Hasil stress tersebut akan diumumkan pada 15 Maret mendatang pukul 16.30 waktu setempat.
"Level modal yang kuat merupakan hal penting untuk memastikan bahwa suatu bank memiliki kemampuan untuk mengucurkan kredit dan terus memenuhi kewajiban finansial mereka, meskipun pada masa-masa sulit," demikian pernyataan the Fed.
Dalam rilis itu juga diungkapkan, skenario pengawasan stress test bukan merupakan prediksi ekonomi the Fed. Namun, hasil tes akan digunakan sebagai referensi untuk kebijakan lanjutan di mana perekonomian AS dan negara-negara maju akan terkontraksi signifikan.
Dalam tes kali ini, the Fed menguji bank dengan 25 variabel. Termasuk di dalamnya estimasi terhadap Produk Domestik Bruto, tingkat suku bunga, indeks harga konsumen, dan harga perumahan. Skenario terburuk mengasumsikan adanya penurunan PDB sebesar 8%, tingkat pengangguran di level 13%, dan penurunan harga rumah sebesar 21%.
Enam bank dengan nilai transaksi besar, modal swasta, dan aktivitas derivatif juga harus melalui tes ini. Mereka adalah Citigroup Inc, Bank of America Corp, Wells fargo & Co, Morgan Stanley, Goldman Sachs Group Inc, dan JPMorgan Chase & Co.
Catatan saja, KBW Bank Index dari 24 perbankan AS sudah naik 15% di sepanjang tahun ini. Penyebabnya, investor optimistis ekonomi AS akan membaik sehingga turut mendongkrak kinerja perbankan. Pada 2011 lalu, KBW Bank Index turun 25% akibat kecemasan investor bahwa perbankan AS akan terkena dampak krisis utang Eropa. Ini merupakan performa terburuk sejak 2008 lalu.