kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   19.000   1,25%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

The Fed ingatkan bank soal kredit berisiko


Kamis, 25 September 2014 / 08:23 WIB
The Fed ingatkan bank soal kredit berisiko
ILUSTRASI. BMKG Mencatat Gempa Magnitudo 4,5 di Bukittinggi, Pariaman, Padang Panjang


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Sanny Cicilia

WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengingatkan perbankan bahwa kredit berisiko tinggi pada neraca laporan keuangan akan memerlukan tingkat permodalan lebih tinggi. Tingkat permodalan yang lebih tinggi atas kredit yang disebut leveraged loan ini akan tercermin pada stress test tahunan sektor perbankan Amerika.

The Fed mengingatkan bahwa menyalurkan kredit yang berisiko tinggi akan memengaruhi penilaian tingkat kredit dan rasio permodalan. Financial Times melaporkan, upaya The Fed menghubungkan kredit berisiko terhadap analisis permodalan akan mempengaruhi pasar modal. Pasalnya, hasil tes akan menekan kemampuan bank membayar dividen ke pemegang saham.

Regulator finansial meningkatkan pengawasan atas perbankan setelah pedoman yang dirilis tahun 2013 tidak mempan. Tahun lalu, The Fed bersama dengan The Office of the Comptroller of the Currency dan The Federal Deposit Insurance Corp merilis panduan agar perbankan hati-hati mengucurkan kredit dan memperhatikan standar kredit.

Panduan ini dirilis untuk mengurangi potensi pasar kredit yang memanas. Panduan ini melarang bank mengucurkan kredit berisiko, misalnya kredit ke perusahaan yang rasio utang terhadap laba tahunan lebih dari enam kali lipat. Lebih dari sepertiga kredit yang mengucur tahun ini memiliki rasio enam kali lipat dari laba debitur.

Panduan kredit ini merupakan salah satu perangkat regulator AS untuk menangkal dampak kebijakan moneter longgar. Suku bunga terendah yang berlangsung selama bertahun-tahun mendorong perbankan menawarkan kredit yang relatif murah ke korporasi. Alhasil, korporasi pun menyabet kredit ini dan menggunakannya untuk investasi semacam leverage buyout.

Regulator pun frustrasi karena perbankan tidak menganggap serius panduan ini. "Banyak bank tidak mengimplementasikan penuh standar yang diterapkan," kata Todd Vermilyea, Senior Associate Director for Banking Supervision and Regulation The Fed seperti dikutip Bloomberg.

Masih tinggi
Menurut S&P Capital IQ, leveraged loan mencapai US$ 445 miliar sejak awal tahun hingga saat ini. Memang, angka tersebut turun ketimbang periode yang sama tahun lalu US$ 470 miliar. Tapi, level tersebut masih terhitung tinggi secara historis.

Kurangnya kualitas kredit menyebabkan Citigroup, unit Banco Santander di AS, Royal Bank of Scotland dan HSBC gagal pada review tahun lalu. Hanya Credit Suisse yang menerima catatan bahwa ada hal yang perlu perhatian segera soal praktik leverage loan

Memang, panduan ini bukan merupakan aturan resmi dan tidak akan masuk dalam kebutuhan penambahan modal. Tapi, imbauan ini akan mempengaruhi langkah bank. Soalnya, lolos stress test merupakan prioritas perbankan.      


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×