Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
WASHINGTON. Pemeriksaan tentang dugaan trader perbankan melakukan manipulasi acuan kurs global terus bergulir. Seorang narasumber membisikkan Bloomberg, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserves sedang melakukan penyelidikan terhadap para pelaku perdagangan yang melakukan pelanggaran ini.
Manipulasi kurs dan suku bunga acuan antarbank menjadi perhatian otoritas keuangan dari Eropa, Asia, dan AS. Pasalnya, nilai pasar perdagangan valuta asing (valas) ini tak kecil, mencapai sekitar US$ 5,3 triliun setiap harinya. Barbara Hagenbaugh, Jurubicara The Fed enggan memberi komentar terkait kabar ini.
"The Fed memiliki wewenang menjatuhkan sejumlah besaran sanksi pada bank yang tingkat pengawasannya kurang sehingga para trader bisa melakukan manipulasi kurs valas," kata Jacob S. Frenkel, mantan jaksa penuntut federal yang kini menjadi pengacara di Shulman Rogers Gandal Pordy Ecker PA, di Maryland.
Kurs valas acuan tersebut ditentukan dalam waktu satu menit, pada pukul 4 sore waktu London. Sembari berkonsentrasi pada permintaan, periode 60 detik itu menjadi kesempatan para trader untuk menggerakan rate naik dan turun.
Menurut Euromoney Institutional Investor, beberapa bank besar seperti Deutsche Bank AG, Citigroup, Barclays Pls dna UBS AG mengendalikan lebih dari setengah perdagangan valas dunia.
Aksi The Fed ini merupakan serangkaian langkah otoritas finansial global yang melakukan penyelidikan manipulasi perdagangan di perbankan. Kasus lainnya adalah manipulasi suku bunga acuan antarbank London (LIBOR) dan ISDAfix, acuan yang digunakan untuk menilai bunga derivatif.