Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Selama bertahun-tahun, kepemilikan TikTok oleh China telah menjadi isu keamanan nasional di AS. Anggota parlemen dan pemerintahan Biden khawatir TikTok dapat digunakan Tiongkok untuk mengumpulkan data jutaan warga Amerika, yang berpotensi dimanfaatkan untuk spionase, pelecehan, atau rekrutmen.
“Skala TikTok dan kerentanannya terhadap pengendalian oleh musuh asing, ditambah dengan data sensitif yang dikumpulkannya, memerlukan langkah khusus untuk melindungi keamanan nasional,” tulis Mahkamah Agung dalam opininya.
TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terpopuler di AS, terutama di kalangan anak muda yang memanfaatkannya untuk membuat video pendek. Banyak pengguna juga menggunakan platform ini untuk menjalankan bisnis kecil.
Baca Juga: TikTok Bantah Klaim AS di Pengadilan Banding Terkait Hubungan dengan China
Sejumlah pengguna bereaksi terkejut atas ancaman larangan ini. Lourd Asprec, pengguna TikTok dari Houston yang memiliki lebih dari 16 juta pengikut, mengatakan bahwa larangan ini dapat menghentikan pendapatannya yang mencapai US$ 80.000 per tahun.
Pemerintahan Biden menyatakan TikTok dapat tetap beroperasi jika perusahaan tersebut dibebaskan dari kendali China. Namun, hingga Jumat, Biden belum mengajukan penundaan 90 hari sebagaimana diizinkan oleh undang-undang.
Larangan ini mencakup penghentian layanan di toko aplikasi seperti Apple dan Google. TikTok menyebut pernyataan pemerintah tidak memberikan kejelasan yang dibutuhkan penyedia layanan untuk memastikan aplikasi tetap tersedia bagi lebih dari 170 juta pengguna Amerika.
Sementara itu, Trump mengindikasikan bahwa ia akan mengambil tindakan untuk menyelamatkan TikTok. “Keputusan saya tentang TikTok akan diumumkan segera. Tunggu saja!” ujarnya dalam unggahan media sosial.
Baca Juga: ByteDance dan TikTok Minta Larangan AS Ditangguhkan Sementara, Menunggu Putusan MA
Frank McCourt, mantan pemilik tim bisbol Los Angeles Dodgers, disebut sebagai salah satu pihak yang tertarik membeli TikTok dengan valuasi sekitar US$ 20 miliar tanpa algoritmanya.
“Beijing lebih membutuhkan TikTok dibandingkan Washington,” ujar Michael Sobolik, pakar hubungan AS-Tiongkok dari Hudson Institute.
“Trump memiliki peluang untuk mendapatkan solusi yang diinginkannya: TikTok tetap beroperasi tanpa ancaman keamanan nasional.”