kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tim Eropa lawan Asia rebutkan US$ 1 juta dalam kompetisi gim League of Legends


Sabtu, 09 November 2019 / 21:34 WIB
Tim Eropa lawan Asia rebutkan US$ 1 juta dalam kompetisi gim League of Legends
ILUSTRASI. Gim League of Legends


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PARIS. Dua tim gaming dari Eropa dan China bakal bertarung secara virtual memperebutkan hadiah lebih US$ 1 juta pada Minggu (10/11). Jutaan mata pemirsa telah menantikan pertarungan game online "League of Legends" ini.

Final dari turnamen kejuaraan dunia edisi ke-10 gim ini, dijuluki "LoL Worlds" dan diselenggarakan di AccorHotels Arena di Paris. Tim G2 Esports dari Eropa berhadapan dengan FunPlus Phoenix (FPX) asal China.

Baca Juga: E-sport berkembang, Garena Indonesia adakan tournament Call of Duty Mobile

Tiap tim terdiri dari lima pemain, semuanya pria dan berusia antara 19 dan 24. Turnamen LoL Worlds menawarkan kelompok hadiah tahun ini sekitar US$ 6,5 juta, menjadikannya yang terbesar ketiga setelah The International dan Fortnite World Cup Dota 2.

Tim pemenang akan menerima hampir US$ 835.000, sementara runner-up mendapatkan lebih dari US$ 300.000.

Pertarungan ini akan sangat menarik lantaran gamer Eropa berusaha mengakhiri supremasi Asia. Di mana  Korea Selatan telah memenangkan lima dari enam kejuaraan sebelumnya, dengan tim China menang tahun lalu.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Paris you are BEAUTIFUL ߘذߘذߘ˜ #worlds2019 #truedamage #leagueoflegends #riotgames

Sebuah kiriman dibagikan oleh League of Legends ߥ³ (@leagueoflegends) pada

Baca Juga: 5 Pemain eSport terkaya di dunia

Riot Games selaku panitia turnamen menyebutkan kini pemain top Asia semakin tertantang. "Yang luar biasa turnamen ini adalah bahwa liga China dan Korea biasanya mendominasi kompetisi semacam ini," kata John Needham, Kepala Global LoL Esports Riot Games, kepada Reuters.

Pemain Denmark Rasmus Winther, yang ada di tim Eropa dan dijuluki Caps oleh penggemarnya, menggemakan sentimen itu saat konferensi pers di Menara Eiffel pada Selasa lalu.

"Ketika kami bergabung dengan LCS (League of Legends Championship Series), Barat tidak benar-benar memiliki peluang bagus untuk melakukan sesuatu secara internasional," kata pemain berusia 19 tahun itu.

"Sekarang ... kita ingin menjadi juara dan menciptakan warisan untuk diri kita sendiri."

Baca Juga: Telkomsel siap gelar pertandingan gim di 141 kota

Asal tahu, gim League of Legends dikembangkan 10 tahun lalu oleh Riot Games yang berbasis di Los Angeles. Permainan yang menyajikan arena pertempuran virtual dengan satu tujuan utama: menghancurkan basis "Nexus" lawan.

Riot Games tengah merasakan kesuksesan di tengah boomingnya esport. Kompetisi League of Legends ini disiarkan di Twitch, layanan streaming video. 

Tahun lalu, kompetisi ini menarik hampir 100 juta pemirsa, menempatkannya di ball park yang sama dengan Super Bowl, acara TV Amerika terbesar. Sponsor termasuk merek mewah Prancis LVMH Louis Vuitton, raksasa pembayaran AS MasterCard, dan perusahaan elektronik China Oppo.

Baca Juga: Setiap hari 150.000 orang mengikuti kelas gim Cube TV

Sebagai gambaran, pendapatan esports secara global akan mencapai US$ 1,1 miliar pada tahun 2019, naik 27% dari tahun lalu.

Analis industri gim Newzoo menyebutkan lonjakan pendapatan datang dari iklan, sponsor, dan hak-hak siar media.




TERBARU

[X]
×