Sumber: Harian KONTAN, 21 November 2012 | Editor: Catur Ari
Bisnis stasiun pengisian bahan bakar Love mungkin tidak akan diminati pengendara kendaraan kalau pemiliknya, Tom dan Judy Love, tidak kreatif menggabungkan fasilitas ini dengan berbagai rumah makan cepat saji populer. Mereka berdua membuat fasilitas lengkap untuk membuat pelanggan merasa nyaman berbelanja di Love, baik membeli bahan bakar maupun makanan ringan. Dengan begitu, mereka bisa terus menutup ongkos ekspansi yang kian membesar.
Menuai kesuksesan setelah mengelola bisnis pompa bensin dan area peristirahatan selama 26 tahun, pasangan Tom & Judy Love tidak lantas berpuas diri. Pasangan Love malah semakin ekspansif.
Menurut situs resmi perusahaan ini, Love's Travel Stop & Country Stores Inc mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan terbaik pada tahun 1991 dari Sales and Marketing Executive International.
Bermodalkan penghargaan ini, mereka berdua mengembangkan bisnis dengan menambahkan gerai makanan bermerek di seluruh Travel Stop. Bisnis ini merupakan area peristirahatan di jalan tol dan memberi fasilitas khusus bagi truk.
Travel Stop awalnya menggandeng restoran cepat saji Grandy's di Oklahoma pada tahun 1990. Lalu, berkembang ke lokasi lain dengan gerai Taco Bell Express pada tahun 1993. Satu tahun setelahnya diikuti oleh Pizza Hut serentak di beberapa lokasi.
Beberapa toko dan tempat perhentian truk menawarkan sekaligus tiga merek makanan cepat saji itu, dan beberapa lainnya justru melayani hingga 24 jam dalam satu hari.
Tak sampai di situ, Tom dan Judy terus menambahkan waralaba makanan cepat saji bermerek lainnya. Sebut saja Winchell's Donuts dan A&W Root Beer, termasuk merek roti mereka sendiri, yaitu Deli Daily Fresh and Grill.
Tom dan Judy juga makin inovatif mengurus perusahaan mereka. Terbukti dari pemasangan mesin pembaca kartu kredit dan debit (EDC) di setiap stasiun pompa bensin mereka sehingga pelanggan bisa membayar tanpa uang tunai. Mereka juga mencicipi strategi bisnis baru dalam menawarkan makanan cepat saji bermerek, yakni melalui fasilitas drive up.
Tahun 1995, Love's Travel Stop & Country Stores telah mengoperasikan 130 toko dan tempat perhentian truk di enam negara bagian Amerika Serikat. MenurutĀ Tom, kesuksesannya tak terlepas dari hubungan kerja manajer dan karyawan. "Hal terhebatnya adalah kami beruntung memiliki karyawan yang baik, punya semangat kewirausahaan, bekerja keras dan mengimplementasikan keinginan kami," tutur Tom.
Meski begitu, Tom dan Judy Love tidak berhenti mencermati peluang bisnis baru. Pasangan asal Oklahoma itu mencoba konsep usaha baru bertajuk Cowboy's Restaurant Trading Post. Restoran ini terletak tepat di perbatasan Oklahoma dan Texas.
Cowboy's Restaurant Trading Post juga merupakan toko yang menjual barang-barang buah tangan atau oleh-oleh. Letaknya berdekatan dengan Love's Travel Stop. Di area ini, Tom dan Judy mengoperasikan juga dua gerai pos perdagangan.
Love's Travel Stop & Country Stores berkembang pesat. Walaupun mereka harus merogoh kocek lebih dalam karena pembiayaan membuka toko melejit menjadi US$ 3 juta per unit, kegigihan danĀ kerja keras Tom dan Judy membuahkan hasil.
Sebagai bukti, pada tahun 1997, perusahaan berhasil membukukan omzet hingga US$ 500 juta. Sebanyak 80% di antaranya berasal dari penjualan bahan bakar, dan 20% sisanya ditopang oleh toko.
Pada Januari 2001, Love's Travel Stop & Country Stores mulai naik ke permukaan. Perusahaan ini muncul dalam daftar majalah Forbes, 500 perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan Tom dan Judy ini disebut-sebut sebagai perusahaan yang mampu melakukan ekspansi bisnis di tengah perekonomian AS yang loyo. Per September 2012, pasangan ini muncul sebagai orang terkaya dunia ke-113 dengan kekayaan US$ 3,5 miliar.
(Bersambung)