Sumber: Sky Sports | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tottenham Hotspur secara resmi memecat pelatih kepala Ange Postecoglou hanya 16 hari setelah membawa klub meraih gelar Liga Europa dengan kemenangan 1-0 atas Manchester United.
Keputusan mengejutkan ini datang meskipun Postecoglou berhasil mengakhiri paceklik trofi Spurs selama 17 tahun dan mempersembahkan gelar Eropa pertama dalam 41 tahun.
Kejayaan Eropa Tak Selamatkan Jabatan
Dalam pernyataan resmi klub, Tottenham menyebut pemecatan ini sebagai keputusan “bulat” dari dewan direksi.
Meskipun kemenangan di final Liga Europa di Bilbao tercatat sebagai salah satu momen terbesar dalam sejarah klub, manajemen menegaskan bahwa keputusan mereka “tidak dapat didasarkan pada emosi dari keberhasilan tersebut”.
Baca Juga: Debut Emil Audero Bersama Timnas Indonesia Jadi Sorotan Hingga Italia!
Spurs menegaskan bahwa hasil evaluasi menyeluruh terhadap performa tim selama musim 2024/25 menjadi alasan utama pergantian pelatih.
Musim Liga Primer Terburuk Sepanjang Sejarah Klub
Di balik keberhasilan di kompetisi Eropa, performa Tottenham di Liga Primer Inggris justru mencatatkan rekor buruk. Spurs hanya mampu finis di peringkat ke-17 klasemen akhir, dengan menelan 22 kekalahan dari 38 pertandingan dan mengoleksi hanya 38 poin – raihan terendah dalam sejarah klub sejak era Premier League dimulai.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di internal manajemen bahwa pelatih-pelatih lain di Premier League telah memahami dan mengatasi pendekatan taktik Postecoglou. Selain itu, tingginya angka cedera pemain inti seperti Cristian Romero, Micky van de Ven, Destiny Udogie, dan kiper Guiglielmo Vicario turut memperparah situasi.
Reaksi Postecoglou: “Saya Bangga”
Melalui pernyataan setelah pemecatannya, Ange Postecoglou menyampaikan bahwa ia merasa bangga dengan pencapaiannya bersama Tottenham. “Saya merasa telah melakukan apa yang banyak orang katakan tidak mungkin — membawa klub ini meraih trofi Eropa,” ujar pelatih asal Australia tersebut.
Postecoglou meninggalkan klub di tengah masa kontraknya yang berdurasi empat tahun, tepat dua tahun setelah ia diangkat menjadi manajer Spurs pada 6 Juni 2023, setelah sebelumnya sukses bersama Celtic.
Baca Juga: Barcelona Perpanjang Kontrak Lamine Yamal, Gajinya Kalahkan Robert Lewandowski
Spurs Kembali dalam Pencarian Manajer Baru
Pemecatan ini menandai berakhirnya era Postecoglou di Spurs, yang kini akan mencari manajer permanen kelima mereka sejak Mauricio Pochettino meninggalkan klub pada 2019. Dalam kurun waktu tersebut, klub telah mengalami ketidakstabilan dalam kepelatihan yang turut berdampak pada performa tim secara keseluruhan.
Tottenham kini menghadapi tantangan besar untuk membangun kembali fondasi tim menjelang keikutsertaan mereka di Liga Champions musim depan, sambil menyeimbangkan ekspektasi prestasi dengan konsistensi jangka panjang.