Sumber: Antara,AFP | Editor: Yudho Winarto
TOKYO. Toyota mempertahankan mahkotanya sebagai produsen mobil terbesar dunia pada Rabu (27/1), setelah membukukan penjualan global 10,15 juta unit kendaraan pada 2015, melampaui Volkswagen yang dilanda skandal dan General Motors saingannya dari AS.
Bersusah payah untuk bergerak melewati skandal kecurangan polusi, Volkswagen sebelumnya mengatakan ia membukukan penjualan 9,93 juta kendaraan di seluruh dunia tahun lalu, sementara produsen Chevrolet dan Cadillac, General Motors (GM) menjual 9,8 juta kendaraan.
Pada semester pertama tahun tersebut, raksasa Jerman itu di posisi terdepan, melampaui Toyota karena meraih kenaikan momentum di negara-negara berkembang.
Tetapi kemudian membukukan penurunan pertama dalam penjualan tahunan dalam lebih dari satu dekade, karena terpukul oleh skandal kecurangan pencemaran besar-besaran.
Volkswagen tenggelam dalam krisis terbesarnya atas pengungkapan mengejutkan pada September bahwa mereka telah memasang 11 juta kendaraan dengan perangkat yang dirancang untuk menghindari uji polusi.
Pemerintah AS telah mengatakan sedang menggugat hukuman perdata terhadap VW sebesar 20 miliar dollar AS atas skandal tersebut.
Toyota mematahkan kekuasaan GM selama beberapa dekade sebagai pembuat mobil terbesar dunia pada 2008, namun kalah dalam tiga tahun kemudian oleh perusahaan AS itu karena bencana gempa dan tsunami Jepang menekan produksi dan mengganggu jaringan pasokannya.
Namun, pada 2012 Toyota sekali lagi menyusul Detroit saingannya dan sejak itu tetap di posisi puncak, meskipun penjualan di pasar dalam negeri melambat karena pelemahan ekonomi telah menekan permintaan.
Penjualan Toyota secara keseluruhan termasuk merek Daihatsu dan Hino turun tipis 0,8 % dari setahun sebelumnya.
Rivalnya, Nissan mengatakan pada Rabu (27/1) penjualan globalnya mencapai rekor tahun kalender 5,42 juta unit, naik 2,1 % dari 2014.
Fokus pasar green car
Pengumuman positif Toyota datang meskipun perusahaan berusaha keras untuk memulihkan reputasinya untuk keamanan setelah penarikan jutaan mobil di seluruh dunia akibat berbagai masalah, termasuk krisis meledaknya kantong udara (air bag) di pemasok Takata.
Setidaknya 10 kematian secara global dan puluhan luka-luka telah dikaitkan dengan kerusakan kantong udara yang dipasang di mobil yang dibuat oleh beberapa raksasa otomotif terkemuka di dunia.
Toyota, pembuat sedan Camry dan Prius hybrid, telah berhenti membangun pabrik-pabrik baru selama beberapa tahun terakhir, dan berbalik fokus ke kualitas daripada volume penjualan.
Perusahaan ini juga merombak metode produksi, berjanji untuk memangkas biaya pengembangan guna mencoba mengimbangi penurunan di pasar dan lebih memaksimalkan produktivitas di pabrik yang ada.
Toyota sedang mendorong lebih lanjut ke pasar yang tumbuh cepat untuk mobil ramah lingkungan, terutama di Tiongkok di mana para pejabat sedang berjuang untuk mengatasi krisis polusi udara.
Pihaknya juga merilis mobil dengan sel bahan bakar hidrogen massal pertamanya, Mirai, dalam upaya untuk memanfaatkan pasar hijau.
CEO baru Volkswagen, sementara itu, mengatakan perusahaannya meninggalkan ambisinya untuk menjadi produsen mobil terbesar di dunia.
"Bagi saya, obsesi ini dengan penjualan satuan dan ambisi untuk terus-menerus mencapai rekor baru tidak masuk akal," kata Matthias Mueller mengatakan kepada mingguan Wirtschaftswoche dalam wawancara yang diterbitkan pada Desember.
Pendahulunya Martin Winterkorn telah memfokuskan VW untuk menyalip Toyota sebagai produsen mobil terbesar di dunia pada 2018.