Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Toyota Motor memperkirakan pertumbuhan laba operasional yang lebih rendah di tahun ini. Kondisi ini terjadi karena penurunan pendapatan dan penjualan kendaraan di Jepang dan Amerika Utara.
Produsen mobil terbesar di Jepang itu memperkirakan laba akan naik 3,3% menjadi 2,55 triliun yen (US$ 23,20 miliar) pada tahun ini hingga Maret 2020. Jumlah ini sedikit lebih rendah dari rata-rata 23 perkiraan analis yang disusun oleh Refinitiv dan dibandingkan dengan tahun lalu yang melonjak 20%.
Sementara itu penjualan ritel untuk kelompok global diperkirakan mencapai 10,74 juta kendaraan untuk tahun ini. Jumlah ini lebih tinggi sedikit dibandingkan tahun lalu sebanyak 10,6 juta unit. Sementara, penjualan di Jepang terlihat turun 1,2% dan penjualan di Amerika Utara turun 1,6%.
Pendapatan bersih diperkirakan akan turun menjadi 30 triliun yen dari 30,2 triliun yen. Saat ini Toyota harus menghadapi persaingan yang ketat dalam mengembangkan mobil self-driving. Hal inilah yang membuat beban pembiayaan menjadi meningkat.
"Kami masih belum dapat meningkatkan biaya yang cukup tahun lalu," kata CFO Koji Kobayashi kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters. Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk menemukan cara baru untuk memangkas biaya tahun ini.
Bahkan, baru-baru ini Toyota berencana menawarkan akses bebas-royalti kepada para pembuat mobil dan pemasok mobil ke hampir 24.000 teknologi kendaraan listrik yang dipatenkan olehnya. Dalam 20 tahun terakhir, Toyota telah berhasil mendominasi pasar global untuk mobil hibrida dengan terus meningkatkan dan menurunkan biaya teknologi.