Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap impor dari Kanada, Meksiko, dan China yang berpotensi berdampak besar pada industri otomotif. Kebijakan ini mencakup tarif sebesar 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif 10% untuk produk dari China, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa mendatang.
Namun, pada Senin, Trump menyatakan bahwa tarif terhadap Meksiko akan ditangguhkan selama satu bulan. Keputusan ini diambil setelah Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, setuju untuk mengerahkan 10.000 pasukan ke perbatasan AS-Meksiko guna menekan arus imigrasi ilegal.
Trump juga menugaskan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick untuk bernegosiasi dengan pejabat tinggi Meksiko terkait kebijakan ini.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: ‘Brutal Crash' Sudah Tiba, Jangan Sampai Salah Langkah!
Reaksi dari Industri Otomotif
Keputusan ini memicu berbagai reaksi dari industri otomotif AS. Matt Blunt, Presiden American Automotive Policy Council (AAPC), yang mewakili produsen mobil besar seperti Ford, General Motors, dan Stellantis, menyampaikan pernyataan resmi kepada FOX Business pada Senin.
Blunt menegaskan bahwa industri otomotif AS telah berinvestasi besar untuk memenuhi ketentuan perjanjian perdagangan Amerika Utara, United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA), dan seharusnya mendapat pengecualian dari tarif yang baru.
"Produsen otomotif Amerika yang telah menginvestasikan miliaran dolar di AS untuk memenuhi persyaratan USMCA tidak seharusnya menghadapi tarif yang dapat meningkatkan biaya produksi kendaraan dan menghambat investasi dalam tenaga kerja AS," ujar Blunt dalam pernyataannya.
Sementara itu, Alliance for Automotive Innovation belum memberikan komentar resmi terkait kebijakan tarif ini. Toyota juga memilih untuk tidak memberikan tanggapan kepada media.
Dampak Tarif terhadap Industri Otomotif Global
Autos Drive America, sebuah organisasi yang mewakili berbagai produsen otomotif internasional seperti Honda, BMW, Hyundai, Mazda, Mercedes-Benz, Nissan, dan Volkswagen, menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak tarif ini.
Baca Juga: Trump Borong Kripto Sebelum Pasar Ambruk, Blunder Besar atau Insider Trading Gagal?
CEO Autos Drive America, Jennifer Safavian, dalam pernyataannya pada Sabtu lalu, mengungkapkan bahwa tarif ini dapat menghambat stabilitas industri otomotif Amerika.
"Industri otomotif Amerika Utara sangat terintegrasi, dan penerapan tarif ini akan merugikan lapangan pekerjaan di AS, mengurangi investasi, serta meningkatkan harga bagi konsumen," kata Safavian. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini dapat melemahkan kesepakatan USMCA yang telah disepakati sebelumnya.
"Kami mendesak semua pihak untuk segera mencapai solusi guna memberikan kejelasan dan stabilitas bagi seluruh industri otomotif di AS," lanjutnya.
Safavian menambahkan bahwa industri otomotif AS seharusnya didukung oleh kebijakan yang mengurangi hambatan bagi produsen, menyederhanakan regulasi, serta meningkatkan peluang ekspor, bukan dengan menerapkan tarif yang justru membebani industri.