Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa chip kecerdasan buatan (AI) tercanggih buatan Nvidia akan hanya tersedia untuk perusahaan-perusahaan asal AS dan tidak akan dijual ke China maupun negara lain.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam wawancara yang ditayangkan program “60 Minutes” di CBS pada Minggu (20/10), serta dalam komentarnya kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.
“Chip paling canggih tidak akan kami berikan kepada siapa pun selain Amerika Serikat,” ujar Trump dalam wawancara tersebut.
“Kami tidak memberikan chip Blackwell itu kepada pihak lain,” tambahnya dalam penerbangan kembali ke Washington setelah akhir pekan di Florida.
Baca Juga: Nvidia Teken Kesepakatan untuk jadi Pemasok Chip ke Samsung, Hyundai dan SK Group
Pernyataan ini menandakan kemungkinan pembatasan ekspor yang lebih ketat terhadap chip AI buatan Amerika Serikat dibandingkan kebijakan yang pernah diindikasikan sebelumnya.
China dan sejumlah negara lain berpotensi tidak dapat mengakses semikonduktor paling mutakhir buatan perusahaan asal AS itu.
Kebijakan Baru Bisa Perketat Ekspor Teknologi AI
Pada Juli lalu, pemerintahan Trump meluncurkan rencana besar kecerdasan buatan (AI blueprint) yang bertujuan melonggarkan aturan lingkungan dan memperluas ekspor teknologi AI ke negara sekutu, guna menjaga keunggulan Amerika terhadap China di sektor teknologi strategis.
Namun, komentar terbaru Trump mengindikasikan arah kebijakan baru yang lebih proteksionis, terutama dalam menahan teknologi chip berperforma tinggi agar tidak jatuh ke tangan negara pesaing.
Padahal, sebelumnya, Nvidia baru saja mengumumkan akan memasok lebih dari 260.000 chip AI Blackwell ke Korea Selatan, termasuk kepada sejumlah raksasa industri seperti Samsung Electronics.
AS Masih Pertimbangkan Versi Terbatas untuk China
Sejak Agustus lalu, muncul pertanyaan apakah pemerintahan Trump akan mengizinkan penjualan versi terbatas atau “scaled-down” dari chip Blackwell ke China.
Trump menegaskan kepada CBS bahwa ia tidak akan mengizinkan penjualan chip Blackwell versi tercanggih kepada perusahaan China, namun tidak sepenuhnya menutup kemungkinan penjualan versi yang lebih lemah.
“Kami akan membiarkan mereka berurusan dengan Nvidia, tapi bukan dalam hal chip paling canggih,” kata Trump dalam wawancara tersebut.
Pernyataan ini menimbulkan perdebatan di Washington, terutama di kalangan politikus Partai Republik yang hawkish terhadap China. Mereka khawatir langkah tersebut dapat meningkatkan kemampuan militer dan pengembangan AI China.
Baca Juga: Kekayaan Jensen Huang Bertambah Rp 280 Triliun, Saat Nvidia Pecahkan Rekor Dunia
Ketua Komite Khusus DPR AS untuk Urusan China, John Moolenaar, bahkan menyamakan kemungkinan ekspor chip tersebut dengan “memberikan uranium tingkat senjata kepada Iran.”
Hubungan dengan China Tetap Tegang
Trump sebelumnya sempat mengisyaratkan bahwa isu chip AI mungkin akan dibahas dengan Presiden China Xi Jinping dalam KTT di Korea Selatan pekan lalu. Namun, ia kemudian menyatakan bahwa topik tersebut tidak sempat dibicarakan dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, CEO Nvidia Jensen Huang menegaskan bahwa perusahaan tidak mengajukan izin ekspor chip ke China, karena sikap Beijing yang belum membuka akses pasar bagi Nvidia.
“Mereka sudah sangat jelas bahwa mereka tidak ingin Nvidia berada di sana untuk saat ini,” ujar Huang dalam sebuah acara pengembang minggu lalu.
Ia menambahkan, akses ke pasar China sebenarnya penting untuk mendanai riset dan pengembangan (R&D) Nvidia di Amerika Serikat.













