Sumber: Business Insider | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa para pengguna TikTok berutang besar padanya.
Melansir Business Insider, dalam unggahan pertamanya di TikTok sejak pemilihan 2024, Trump mengklaim bahwa dirinya telah “menyelamatkan” platform video pendek populer itu — meskipun kesepakatan resminya belum diselesaikan.
“Kepada semua anak muda pengguna TikTok, aku telah menyelamatkan TikTok, jadi kalian berutang besar padaku,”
kata Trump dalam video yang direkam di Kantor Oval.
Dia menambahkan, “Dan sekarang, kalian sedang melihatku di Kantor Oval, dan suatu hari nanti salah satu dari kalian akan duduk di meja ini, melakukan pekerjaan hebat juga.”
Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyetujui sekelompok pembeli asal AS untuk mengambil alih TikTok dengan nilai sekitar US$ 14 miliar.
Trump mengatakan bahwa Oracle dan CEO-nya, Larry Ellison, akan menjadi bagian dari kesepakatan tersebut.
Namun, sejumlah analis memperkirakan bahwa nilai TikTok sebenarnya jauh lebih tinggi dari angka itu.
Baca Juga: Aston Martin Babak Belur Akibat Tarif Trump, Pemerintah Inggris Diminta Turun Tangan
Baik pihak China maupun TikTok sendiri belum memberikan komentar mengenai perkembangan terkini dari proses tersebut.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Oracle akan bertugas “mengaudit algoritma TikTok dan mengawasi pelatihannya kembali.”
Kontrol atas algoritma telah lama menjadi isu utama dalam setiap rencana penjualan TikTok.
Sebelumnya, pemerintah China sempat menerapkan pembatasan ekspor teknologi yang melarang transfer algoritma semacam itu tanpa izin resmi dari pemerintah.
Trump berulang kali menyatakan bahwa sikapnya terhadap TikTok telah meningkatkan dukungannya di kalangan pemilih muda.
Video pertamanya menampilkan CEO UFC Dana White dan YouTuber Jake Paul, menandai perubahan besar dari kebijakannya saat menjabat di pemerintahan pertama, di mana ia mendorong pelarangan TikTok dengan alasan keamanan nasional.
Selama kampanye 2024, Trump membalikkan pendiriannya terhadap aplikasi itu, tepat saat RUU bipartisan untuk melarang TikTok hampir disahkan.
Tonton: Shutdown Pemerintahan AS Sudah 6 Hari, Gedung Putih Peringatkan PHK Massal!
Saat itu, Presiden Joe Biden kemudian menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang, namun menunda pelaksanaannya hingga masa jabatannya berakhir.
TikTok sempat tidak dapat diakses pada 18 Januari, sebelum akhirnya Trump mengeluarkan serangkaian perintah eksekutif yang menunda penerapan undang-undang tersebut — meskipun undang-undang itu tidak memberi wewenang presiden untuk terus mengeluarkan penundaan secara berulang.