kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Trump Menaikkan Tarif Impor Kanada Jadi 35% dan Ancam Tarif Baru untuk Negara Lain


Jumat, 11 Juli 2025 / 13:43 WIB
Trump Menaikkan Tarif Impor Kanada Jadi 35% dan Ancam Tarif Baru untuk Negara Lain
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump speaks during a press conference in the Roosevelt Room at the White House in Washington, D.C., U.S., May 12, 2025. REUTERS/Nathan Howard 


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali meningkatkan tekanan dagang terhadap Kanada dengan mengumumkan tarif impor baru sebesar 35% yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Dalam surat terbuka yang dirilis melalui platform media sosial pribadinya, Trump menyampaikan kepada Perdana Menteri Kanada, Mark Carney bahwa tarif tersebut bisa meningkat lebih lanjut jika Kanada melakukan tindakan balasan.

Peningkatan tarif ini merupakan kenaikan dari tarif sebelumnya sebesar 25%, dan menjadi pukulan berat bagi Carney yang tengah berupaya merundingkan kesepakatan dagang baru dengan Washington. Meskipun begitu, tarif 10% untuk sektor energi dan pupuk serta pengecualian untuk produk yang termasuk dalam Perjanjian Perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) diperkirakan tetap berlaku, menurut seorang pejabat pemerintahan AS.

Dalam unggahan di platform X pada Kamis malam, Carney menyatakan pemerintah Kanada akan terus membela kepentingan pekerja dan pelaku usaha domestik dalam negosiasi dengan AS menjelang tenggat waktu tersebut.

Baca Juga: Rekaman Audio Bocor: Trump Ancam Putin Bakal Bom Moskow Habis-habisan

Trump dalam suratnya juga menyinggung soal peredaran fentanyl dari Kanada serta hambatan dagang tarif maupun non-tarif yang dianggap merugikan petani susu dan industri lain di AS. Ia menyebut defisit perdagangan sebagai ancaman bagi ekonomi dan keamanan nasional AS.

"Jika Kanada bersedia bekerja sama untuk menghentikan arus fentanyl, kami mungkin akan mempertimbangkan penyesuaian atas surat ini," tulis Trump.

Pihak Kanada membantah tudingan tersebut menyatakan jumlah fentanyl yang berasal dari Kanada sangat kecil, namun tetap berkomitmen memperketat pengawasan perbatasan.

"Kanada telah membuat kemajuan signifikan untuk menghentikan wabah fentanyl di Amerika Utara. Kami tetap berkomitmen bekerja sama dengan AS untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi komunitas di kedua negara," tulis Carney.

Bulan lalu, Carney menyatakan, dirinya dan Trump telah sepakat untuk menuntaskan perjanjian baru di bidang ekonomi dan keamanan dalam waktu 30 hari.

Trump juga meluaskan perang dagangnya ke negara-negara lain, termasuk sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan. Ia baru saja menetapkan tarif 50% untuk ekspor tembaga dan berencana mengenakan tarif menyeluruh sebesar 15% - 20% terhadap sebagian besar mitra dagang AS lainnya.

Hal ini mengguncang pasar keuangan, dengan indeks saham berjangka AS dan Eropa melemah di pasar Asia pada Jumat pagi, sementara investor menantikan keputusan Trump terkait tarif terhadap Uni Eropa.

Baca Juga: AS Bisa Raup Pendapatan dari Tarif Rp 4.861 Triliun Tahun Ini

"Jika ini berkembang seperti perang dagang AS-Tiongkok pada 2018, dampaknya bisa sangat mengganggu pasar global," ujar Joseph Capurso, Kepala Ekonomi Internasional Commonwealth Bank of Australia.

Dalam wawancara dengan NBC News yang dipublikasikan Kamis, Trump mengatakan negara-negara yang belum menerima surat resmi tetap akan terkena tarif.

"Tidak semua negara harus dapat surat. Kami hanya akan menetapkan tarif apakah itu 20% atau 15%, itu akan kami putuskan segera," kata Trump.

Jenderal militer Myanmar dikabarkan meminta agar tarif AS atas ekspor negaranya diturunkan dari 40% menjadi 10%-20%. Myanmar menyatakan kesiapan mengirim tim negosiasi ke Washington. Sementara itu, Presiden Filipina dijadwalkan bertemu dengan Trump bulan ini di Washington untuk membahas tarif 20% atas produk negaranya.

Kanada merupakan mitra dagang terbesar kedua AS setelah Meksiko dan menjadi pembeli utama produk ekspor AS. Tahun lalu, Kanada membeli barang senilai US$ 349,4 miliar dari AS dan mengekspor sebesar US$ 412,7 miliar, menurut data Biro Sensus AS.

Pemerintahan Carney sebelumnya juga membatalkan rencana penerapan pajak layanan digital terhadap perusahaan teknologi AS, setelah Trump tiba-tiba menghentikan pembicaraan dagang dan menyebut kebijakan itu sebagai serangan terang-terangan.

Dalam suratnya, Trump tidak menjelaskan perkembangan negosiasi dagang lebih lanjut, namun menekankan bahwa tarif dapat disesuaikan, naik atau turun, tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda.

Baca Juga: Ford Akan Recall 850.000 Kendaraan di Amerika Serikat

Selanjutnya: Meski Investor Wait and See, Jababeka (KIJA) Optimistis Bisnisnya Tetap Prospektif

Menarik Dibaca: Blibli Mulai Buka Pre-Order Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7, Simak Promo Berikut




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×