Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON/SEOUL. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan baru dengan Korea Selatan yang menetapkan tarif impor sebesar 15%.
Langkah ini meredakan ketegangan dengan salah satu mitra dagang utama dan sekutu strategis AS di Asia.
Kesepakatan diumumkan Rabu (30/7/2025), hanya dua hari sebelum tenggat 1 Agustus 2025, batas waktu yang ditetapkan Trump untuk memberlakukan tarif lebih tinggi atas berbagai produk dari sejumlah negara.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 4 Hari Beruntun Kamis (31/7), Dipicu Ancaman Tarif Trump
Korea Selatan, yang sebelumnya terancam tarif 25%, berhasil mendapatkan pengurangan tarif menjadi 15% melalui negosiasi langsung di Gedung Putih.
“AS telah menyepakati full and complete trade deal dengan Korea Selatan,” tulis Trump di Truth Social.
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, yang baru menjabat Juni lalu, menyebut kesepakatan ini sebagai pencapaian penting dalam menghapus ketidakpastian ekspor negaranya.
Trump menyatakan Lee akan berkunjung ke Gedung Putih dalam dua pekan ke depan untuk pertemuan bilateral pertama mereka.
Komitmen Investasi dan Energi
Sebagai bagian dari kesepakatan, Korea Selatan menyetujui komitmen investasi senilai US$ 350 miliar di Amerika Serikat dalam berbagai sektor, termasuk chip, baterai, nuklir, dan bioteknologi.
Baca Juga: Akankah AS dan China Capai Kesepakatan yang Adil? Ini Kata Trump
Sebesar US$ 150 miliar dialokasikan untuk kemitraan galangan kapal, sementara US$ 200 miliar sisanya untuk sektor strategis lainnya.
Selain itu, Korea Selatan akan membeli gas alam cair (LNG) dan produk energi AS senilai US$ 100 miliar dalam 3,5 tahun ke depan.
“Beberapa dari investasi ini merupakan rencana lama yang kini disusun ulang dalam kerangka kerja sama baru,” ujar Kim Yong-beom, Kepala Kebijakan Kantor Kepresidenan Korea Selatan.
Meski detail final kesepakatan belum dipublikasikan, Trump mengklaim Korea Selatan juga membuka akses pasar bagi produk otomotif dan pertanian asal AS tanpa bea masuk tambahan. Namun, pejabat Korea menyatakan pasar beras dan daging sapi tetap tertutup.
Komoditas Strategis Tidak Tersentuh
Perjanjian ini tidak mencakup produk baja, aluminium, dan tembaga. Tarif untuk komoditas tersebut tetap berada pada level sebelumnya.
Baca Juga: Trump Umumkan Tarif 25% untuk India dan Denda Tambahan karena Beli Minyak Rusia
Namun, ekspor chip semikonduktor dan produk farmasi dari Korea Selatan tidak akan diperlakukan lebih buruk dibanding negara lain.
Kesepakatan ini muncul setelah tekanan meningkat terhadap Korea Selatan pasca Jepang mencapai kesepakatan tarif serupa dengan AS awal bulan ini.
Didorong oleh Tekanan Politik dan Industri
Dalam rangka memperkuat posisi tawarnya, perusahaan-perusahaan besar Korea juga menjalin kemitraan strategis dengan industri AS.
Samsung Electronics, misalnya, meneken kontrak pasokan chip senilai US$ 16,5 miliar dengan Tesla.
Di sisi lain, LG Energy Solution mengamankan kontrak pasokan baterai sistem penyimpanan energi (ESS) senilai US$ 4,3 miliar ke produsen mobil listrik tersebut.