kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tularkan kesuksesan dengan inkubator bisnis (4)


Jumat, 25 November 2016 / 15:10 WIB
Tularkan kesuksesan dengan inkubator bisnis (4)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Tak hanya pandai mengelola bisnis, faktor keberuntungan juga menghinggapi Kwon Hyuk Bin. Pria yang berusia 42 tahun ini tidak memilih negeri asalnya untuk memulai bisnis. Kwon justru memutuskan China sebagai negara pertama pasar permainan Cross Fire. Hal tersebut didukung dengan larangan pemerintah China atas permainan konsol sehingga menguntungkan gim berbasis internet. Meski telah sukses, Kwon tak lupa berbagi ilmu dengan mendirikan sekolah.

Meski terbilang lambat masuk dunia bisnis, nyatanya Kwon Hyuk Bin mampu mereguk sukses besar. Ia jitu memilih bisnis yang akhirnya mengantarkannya menjadi salah satu miliarder dunia.   

Saat sejumlah temannya sudah sukses memulai bisnis, Kwon justru baru memulai belajar bisnis. Pria kelahiran Korea Selatan 42 tahun silam  itu mendalami manajemen administrasi bisnis selama setahun

Kwon mengatakan, langkahnya mengambil pendidikan bisnis itu agak terlambat mengingat Korea Selatan sudah gencar membangun infrastruktur teknologi informasi (TI). Beberapa temannya bahkan telah sukses mendirikan perusahaan gim atau bergabung dengan perusahaan raksasa.

Kala itu, perkembangan teknologi sangat cepat dan Pemerintah Korsel senantiasa mendorong infrastruktur TI seperti internet. Hal ini membuat gamers bisa mengakses koneksi gim online jauh lebih cepat.

Tapi ternyata menjalankan perusahaan gim tak semudah membalik telapak tangan. Rencana Kwon tidak berjalan mulus. Dalam proses membuat gim, waktu yang dibutuhkan sangat panjang ditambah perusahaan penerbit gim kala itu seperti Yahoo juga keluar dari Korea Selatan. Setelah itu, setahun kemudian baru muncul penerbit baru bernama Neowiz.

Ini yang membuat Kwon memilih mengalihkan bisnis ke China. Saat itu, muncul aturan melarang permainan konsol seperti Playstation dan Xbox. Hal ini justru meningkatkan industri permainan internet kian subur.

Industri permainan online di China meningkat 22% menjadi US$ 14,5 miliar pada tahun 2014. Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh Niko Partners asal Amerika Serikat pada tahun 2015, pasar meningkat menjadi 275 juta orang yang memainkan gim online.

Asal tahu saja, game garapan Kwon, CrossFire merupakan permainan yang dapat dimainkan secara gratis dan mengandalkan pendapatan dari pembelian di dalam gim. Semisal mempercantik karakter pemain.

Sejauh ini, bisnis Kwon hanya mengandalkan kepercayaan konsumen alias kecanduan para pemain. Dia menambahkan, hampir semua pebisnis di industri permainan mengandalkan hal tersebut. Untuk urusan kecanduan terhadap gim dibagi menjadi dua. Pertama, kecanduan karena permainannya menarik dan seru. Jenis kecanduan ini tidak bertahan lama karena setiap orang akan jenuh bila rutin bermain.

Kedua, kecanduan karena ikatan sosial. Menurut Kwon, jenis kecanduan ini lebih berpotensi bertahan lama. Karena itu, ia membuat kompetisi agar persaingan tetap ada. Kendati demikian, Kwon merasa menggantungkan bisnis dari para pecandu gim sudah harus ditinggalkan. Yang kini harus dilakukan adalah membuat inovasi baru.

Kwon tidak hanya fokus pada permainan online CrossFire. Dia juga memiliki tiga sentra inkubator bisnis yakni di Seoul dan Busan. Inkubator milik Kwon diberi nama Orange Farm. Orange Farm merupakan inkubator bisnis swasta terbesar di Korea Selatan yang menyediakan sumberdaya bagi para startup dan pendidikan bagi pengusaha muda secara gratis. Kwon menghabiskan dana US$ 1,7 juta per tahun untuk mengembangkan ini.

Saat ini, sentra pengembangan startup milik Smilegate sudah menghasilkan 29 startup.

Tidak hanya melulu berbisnis, Kwon juga menaruh perhatian tinggi pada bidang sosial. Ia tercatat pernah mendonasikan dana US$ 5 juta untuk amal. Kwon juga membuat tiga sekolah bernama Hope Schools di Quang Binh Vietnam, Shaanxi dan Hangzhou China. Sekolah ini fokus pada pengembangan teknologi informasi.     

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×