Tunawisma pun mendapat bantuan pendidikan (3)

Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi

Kecintaan Laurene Powell Jobs terhadap pendidikan tidak hanya ditunjukkan dengan gelar pendidikan yang ia raih. Laurene gemar menyumbangkan kekayaannya demi kemajuan pendidikan. Ia mendirikan sejumlah organisasi dan aktif pada lembaga yang fokus pada dunia pendidikan. Ia juga memberikan donasi ke sejumlah organisasi yang fokus pada pendidikan. Tidak luput, tunawisma turut dijamah Laurene agar mendapat bantuan pendidikan.

Kepedulian Laurene Powell Jobs pada pendidikan dimulai dengan mendirikan Emerson Collective yakni organisasi yang mendukung pengusaha sosial sekaligus sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, konservasi, hibah dan investasi.

Menjabat sebagai Presiden Direktur di Emerson Collective, Laurene  memusatkan pekerjaan pada pendidikan, reformasi imigrasi, lingkungan dan inisiatif keadilan sosial lainnya. Emerson Collective berperan sebagai pihak ketiga untuk menentukan sejumlah strategi. Mitra Emerson antara lain pengusaha dan para ahli, orangtua dan pembuat kebijakan.

Emerson Collective memiliki visi membawa perubahan dan mengedepankan kesetaraan. Janda dari mendiang Steve Jobs ini juga menempati posisi sebagai dewan penasihat Udacity, sebuah lembaga yang memfasilitasi pendidikan.

Sebagai aktivis pendidikan, Laurene juga dikenal dermawan. Ia kerap memberikan sumbangan ke mereka yang bergelut di dunia pendidikan.

Tahun lalu, Laurene menyumbang US$ 50 juta untuk mendanai XQ The Super School Project yakni sebuah kompetisi nasional untuk mendorong peserta mengembangkan kembali kurikulum sekolah tingkat tinggi.

Tujuan dari proyek tersebut adalah untuk mereformasi pendidikan. Donasi yang diberikan kepada XQ berasal dari Emerson Collective yang menghibahkan lima sekolah pemenang masing-masing sebesar US$ 10 juta.

Belum lama ini, miliarder wanita terkaya keempat di dunia ini kembali meneruskan komitmennya pada dunia pendidikan dengan merogoh kocek US$ 100 juta. Ia memberi hibah kepada 10 lembaga masing-masing sebesar US$ 10 juta. Salah satu penerima hibah tersebut adalah Rise High School di Los Angeles yang aktif berperan memberdayakan tunawisma.

Meski sang suami, Steve Jobs dikenal founder dan mantan CEO Apple Inc, namun perolehan harta terbesarnya justru berasal dari kepemilikan saham The Walt Disney Company sebesar 7,8%.

Valuasi saham tersebut terus terkerek pasca-Steve Jobs membeli studio animasi Pixar. Dengan warisan bergelimang yang ditinggalkan suaminya, Laurene dapat memiliki apa saja.

Belum lama ini, ibu tiga anak itu mengajukan izin untuk membangun rumah keluarga di kawasan Woodside, California. Dalam proposal yang ditujukan ke pejabat kota setempat, Laurene menyampaikan maksudnya membangun rumah mewah seluas 15.689 kaki persegi. Rumah idaman dengan arsitektur menawan tersebut dilengkapi dengan sebuah studio yoga, dua rumah tamu, dua kolam renang serta pohon anggur dan zaitun di sekeliling taman.

Adapun rumah utama pada bangunan ini berdiri di tanah seluas 3.707 kaki persegi. Pembangunan rumah jetset ini merupakan cita-cita Steve Jobs sebelum meninggal dunia. Pada tahun 1984, Steve Jobs telah membeli tanah kosong dan berencana membangun istana keluarga.

Selain rumah tersebut, Laurene telah tercatat memiliki dua rumah elite di kawasan Woodsite masing-masing senilai US$ 7,5 juta dan US$ 10 juta. Sederet properti bergengsi yang dimiliki Laurene cukup menyimpulkan bahwa dirinya piawai dalam berinvestasi.

Pemilihan lokasi properti yang eksklusif dengan bangunan super luas menguntungkan baginya. Sebab, harga propertinya semakin melesat dari tahun ke tahun. Inilah yang mempertahankan Laurene sebagai miliarder wanita keempat terkaya di dunia. Saat ini kekayaan Laurene mencapai US$ 17,5 miliar.

Laurene juga memiliki rumah seharga US$ 40 juta di Malibu. Rumah tersebut memiliki 12 kamar tidur super megah serta dilengkapi dengan 12 kamar mandi kualitas nomor satu.                     

(Bersambung)