Sumber: Forbes | Editor: Yuwono triatmojo
HANOI. Pemerintah Vietnam memilih menunda ratifikasi perjanjian blok perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP). Seperti diberitakan Forbes, Selasa (20/9), agenda sidang parlemen Vietnam 20 Oktober tidak membahas ratifikasi.
Ini artinya Vietnam baru bisa meratifikasi perjanjian TPP awal 2017 mendatang. Padahal menurut banyak pengamat, Vietnam dinilai merupakan negara yang akan mendapat manfaat besar dari TPP.
Usut punya usut, persoalannya adalah pada kepastian Amerika Serikat (AS) sebagai konseptor TPP. Hingga kini, AS pun belum meratifikasi TPP. Adapun situasi politik AS jelang pemilu presiden kurang kondusif, lantaran calon presiden Donald J. Trump menentang keras TPP. Dia menegaskan akan memaksa AS keluar dari TPP.
Sementara kandidat lainnya, Hilary Clinton menerima TPP. Dia selama ini menudukung kebijakan Gedung Putih yang menilai TPP bakal meningkatkan PDB, upah dan pertumbuhan ekonomi global.
Sekedar mengingatkan, Anggota TPP terdiri dari AS, Australia, Brunei Darussalam, Chile, Jepang, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, Selandia Baru, Singapura dan Vietnam.