kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turki catat pertumbuhan ekonomi terburuk pasca kejatuhan nilai tukar lira


Senin, 11 Maret 2019 / 17:27 WIB
Turki catat pertumbuhan ekonomi terburuk pasca kejatuhan nilai tukar lira


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  ISTANBUL. Ekonomi Turki mengalami kontraksi yang tajam sebesar 3% pada kuartal IV tahun 2018. Kondisi ekonomi tersebut merupakan yang terburuk dalam hampir satu dekade dan menjadi sinyal kalau krisis mata uang negara tersebut bisa mengarahkannya dalam resesi.

Sebagai negara berkembang, Turki sempat dipandang sebagai pemain kunci oleh investor internasional, karena pertumbuhan ekonominya lebih dari 7% pada 2017. Namun pertumbuhan itu tak bertahan lama. Pada 2018, negara ini terpukul oleh penurunan nilai mata uang lira sebesar 30% akibat konflik dengan Amerika Serikat (AS). Pasar juga meragukan independensi bank sentral Turki.

Mengutip Reuters, Senin (11/3), Ekonomi Turki tumbuh 2,6% pada 2018. Pertumbuhan ekonomi tersebut sebagai yang terendah sejak 2009. PDB Turki pada kuartal IV menyusut 2,4% secara musiman dan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

Perlambatan ekonomi Turki yang terjadi secara tiba-tiba yang merontokkan mata uang lira akibat keretakan hubungan negara tersebut dengan Washington. Kondisi ini memicu inflasi tertinggi di level 25% pada Oktober tahun lalu atau tertinggi dalam 15 tahun terakhir dan bank sentral Turki menaikkan suku bungan menjadi 24% pada September lalu.

Resesi lebih dalam dan lama

Timothy Ash dari BlueBay Asset Management mengatakan, Turki bisa mengalami resesi yang lebih dalam lagi dan lebih lama dari sebelumnya. Hal ini dipicu perang kata-kata antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Washington.

"Setiap tanggapan yang tidak lazim (oleh pemerintah, seperti) pelonggaran kebijakan moneter awal pada tahap ini akan membuat segalanya jauh lebih buruk,"ujarnya.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga menurun sekitar 9 % pada kuartal keempat, menunjukkan tanda-tanda perlambatan permintaan domestik yang juga secara tajam mempersempit defisit neraca berjalan Turki.

Secara terpisah pada hari Senin, bank sentral Turki mengatakan defisit adalah US$ 813 juta pada bulan Januari. Pada 2017 ekonomi Turki tumbuh 7,4%, pertumbuhan terkuatnya sejak 2013, didorong oleh industri dan konstruksi.

Pada 2018, jajak pendapat Reuters dari 19 ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Turki di kisaran1,8% hingga 3,5%.

Pemerintah, yang pada September memangkas proyeksi pertumbuhan 2018 menjadi 3,8% dari 5,5%, mengatakan perbaikan sudah dekat. “Yang terburuk ada di belakang dalam hal aktivitas ekonomi. Prakiraan terburuk tidak terealisasi, ”Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan di Twitter setelah data dipublikasikan.

Dia menambahkan, proses penyeimbangan kembali berlanjut seperti yang diharapkan meskipun terjadi kontraksi, dan memperkirakan pertumbuhan 2019 akan sejalan dengan perkiraan pemerintah sebesar 2,3%.

Pemerintah Turki telah mengambil serangkaian langkah dalam upaya untuk meningkatkan permintaan domestik yang melambat, seperti pemotongan pajak untuk beberapa produk konsumen termasuk kendaraan, furnitur dan barang putih. Ini juga mendorong toko untuk menawarkan setidaknya 10% diskon.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×