Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Khomarul Hidayat, Rizki Caturini | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Pemerintah Turki memutuskan menggandakan tarif sejumlah barang impor dari Amerika Serikat (AS) seperti alkohol, mobil penumpang, dan tembakau.
Tarif impor alkohol naik hingga 140%, tarif impor mobil penumpang menjadi 120% dan tarif impor tembakau hingga 60%. Ini sebagai langkah balasan Turki terhadap AS yang menaikkan tarif impor aluminium dan baja dari Turki.
Pasar merespons positif langkah tersebut dengan penguatan nilai tukar mata uang lira. Sentimen positif juga datang dari bank sentral Turki yang meluncurkan kebijakan untuk melonggarkan likuiditas di pasar keuangan.
Lira yang terkoreksi lebih dari 40% terhadap dollar AS sejak awal tahun, sedikit menguat sekitar 6% pada perdagangan Rabu (15/8) ke level 6,08 per dollar AS. Rebound lira juga terjadi setelah warga Turki menjual dollar AS mereka dalam aksi ambil untung dari anjloknya nilai lira.
Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pidato menyampaikan, Turki juga akan memboikot produk-produk elektronik buatan AS, seperti iPhone produksi Apple Inc. Erdogan juga bilang, sebanyak 80 juta warga Turki tidak akan lagi membeli barang-barang elektronik Amerika.
Dia bahkan mengutuk langkah AS yang melakukan serangan eksplisit terhadap ekonomi negaranya. "Ada harga yang harus dibayar oleh mereka yang ingin menyerang ekonomi Turki," kata Erdogan dalam pidato pertama dari dua pidato yang ia sampaikan di Ankara, seperti yang dikutip Bloomberg. Sayan, dia tidak menjelaskan secara terperinci kapan boikot tersebut akan dilakukan dan bagaimana hal itu akan dijalankan.
Ketimbang membeli iPhone, dia menyarankan agar warga Turki membeli Samsung Electronics Co atau membeli ponsel buatan lokal dengan merek Venus Vestel.
Bukan hanya produk elektronik, Reuters melaporkan, Turki juga tidak akan menggunakan produk AS dalam konstruksi. Menteri Kementerian Lingkungan dan Urbanisasi Turki Murat Kurum mengatakan, langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai upaya spekulatif terhadap mata uang Turki.
Ketegangan hubungan diplomatik Turki dan AS juga dibumbui sejumlah kejadian. Seperti penahanan seorang pastor asal AS atas tuduhan terorisme.