Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Aksi konsolidasi mulai merasuk ke bisnis media sosial. Terus menunjukkan perlambatan kinerja, Twitter Inc dikabarkan tengah memproses penggabungan usaha dengan Yahoo! Inc.
Rumor berembus menyebutkan, Chief Executive Officer (CEO) Twitter Jack Dorsey telah bertemu dengan CEO Yahoo! Marissa Mayer.
"Beberapa pekan lalu keduanya bertemu untuk membicarakan potensi merger," ujar sumber New York Post kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, Dorsey dan Mayer fokus membicarakan tentang kemampuan keuangan Yahoo! untuk membeli saham Twitter. Keduanya juga berdiskusi soal skema penggabungan Yahoo! dan Twitter.
“Twitter telah menjelma jadi kanal berita instan dan Yahoo! memiliki kekuatan berita juga di situsnya. Ide merger ini memungkinkan," kata sumber tadi.
Bagi Twitter, merger dengan Yahoo! bakal menjadi dewa penolong di tengah stagnasi bisnis. Sejak berdiri pada 2006 silam, Twitter masih membukukan rugi US$ 79,7 juta per Maret 2016.
Kerugian Twitter membaik, dari posisi rugi bersih US$ 162,4 juta pada Maret 2015. Tapi, pendapatan iklannya terus melambat, hanya tumbuh 36% jadi US$ 595 juta di periode yang sama.
Manajemen Twitter memprediksikan, pendapatan iklan hanya akan tumbuh 17% di kuartal II 2016. Pencapaian ini jauh lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 61% pada kuartal II 2015.
Info saja, pengguna aktif harian Snapchat menembus angka 150 juta. Prestasi ini melampaui pengguna aktif Twitter yang stagnan di kisaran 140 juta per hari.
Dongkrak aset
Bagi Yahoo!, memiliki Twitter bakal mendongkrak aset mereka. Twitter akan memperkuat portofolio bisnis Yahoo! sebagai perusahaan internet terintegrasi. Kemunculan rumor merger dengan Twitter ini terjadi seiring proses penjualan aset inti Yahoo!
Pekan depan Yahoo! akan memasuki proses penjualan aset lanjutan dengan sejumlah calon pembeli yang lolos tahap pertama. Verizon Communications disebut-sebut jadi kandidat terkuat dan mengajukan nilai penawaran paling tinggi.
Verizon menyodorkan nilai penawaran sekitar US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar. Selain Verizon, calon pembeli aset perusahaan teknologi yang berdiri sejak 1995 ini antara lain YP Holdings LLC, TPG, serta Vista Equity Partners LLC.
Belakangan, pemilik sekaligus Chairman Berkshire Hathaway Warren Buffett dikabarkan ikut mengajukan penawaran atas Yahoo!. Tapi, Buffett menggandeng pendiri Quicken Loans Inc dan Gilbert.