kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Twitter diprotes karena menayangkan video porno


Rabu, 30 Januari 2013 / 16:47 WIB
Twitter diprotes karena menayangkan video porno
ILUSTRASI. Reksa dana berpendapatan tetap dengan durasi pendek dan berbasis indeks dapat menjaga profitabilitas investasi di tengah ketidakpastian ekonomi


Sumber: BBC |

Pengguna Twitter bereaksi keras setelah sebuah video porno muncul sebagai "Pilihan Editor" di layanan video baru media sosial tersebut yang bernama Vine.

Klip berdurasi enam detik itu muncul di bagian atas layar pengguna, ditutup dengan notifikasi peringatan. Setelah kabar mengenai video itu menyebar di Twitter, video itu dicabut tetapi sudah telanjur masuk kategori video populer.

Twitter meminta maaf pada pengguna dan menyatakan kemunculan tersebut merupakan human error.

"Kesalahan manusia yang berakibat pada munculnya konten dewasa di Pilihan Editor, dan saat menyadari kesalahan ini, kami segera mencabut video tersebut," Twitter menanggapi dalam sebuah pernyataan.

Vine menghadapi kritik atas banyaknya konten porno yang dibagi oleh pengguna. Namun gambar-gambar itu umumnya hanya bisa dilihat oleh mereka yang mencari dengan menggunakan istilah pencarian tertentu.

Dengan terpilih sebagai Pilihan Editor, video itu muncul di bagian atas layar ketika pengguna membuka aplikasi.

Seorang pengguna, Taylor Winkelmeyer, bekicau, "Saya mengeklik tautan karena saya pikir peringatan itu adalah lelucon.

"Saya marah karena harus melihat sesuatu seperti ini. Tolong beri tahu saya bagaimana menghapusnya dari feed saya."

Twitter kemudian memblokir pencarian menggunakan istilah porno dan menghapus sejumlah akun pengguna.

"Kami dalam proses mengganti bagaimana pengguna menemukan dan melihat konten sensitif," jawab seorang juru bicara.

Twitter menyatakan bereksperimen dengan sejumlah pendekatan dan akan terus melakukannya.



TERBARU

[X]
×