kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,42   2,67   0.30%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan


Jumat, 03 Juni 2022 / 16:11 WIB
Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan
ILUSTRASI. Gandum utuh. Ukraina Tuding Rusia Mainkan Hunger Games, 400 Juta Warga Dunia Terancam Kelaparan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menguatkan tuduhan bahwa Moskow memang memblokir ekspor gandum Ukraina sebagai senjata perang.

"Rusia memimpin perang ini dengan senjata lain yang mengerikan dan kuat: kelaparan dan kekurangan. Dengan memblokir pelabuhan Ukraina, dengan menghancurkan silo, jalan dan rel kereta api, Rusia telah meluncurkan perang gandum, memicu krisis pangan global," kata Baerbock pada pertemuan PBB pekan lalu. 

Dampak buruk dari invasi militer Rusia ke Ukraina terhadap ketahanan pangan global itu telah berulang kali diserukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengatakan invasi Rusia yang diikuti blockade laut itu mengancam puluhan juta orang kepada kondisi rawan pangan, yang bisa segera diikuti dengan  malnutrisi, gizi buruk dan kelaparan massal. 

PBB menegaskan, jutaan orang "berbaris menuju kelaparan" kecuali pelabuhan Ukraina di sepanjang Laut Hitam dibuka kembali. Secara khusus, blokade itu bisa mengancam pasokan makanan ke Afrika sub-Sahara.

Baca Juga: Zelensky: 20% Wilayah Ukraina Dikuasai Rusia, Kami Butuh Lebih Banyak Senjata

Saat berbicara di Global Food Security Call to Action Ministerial pada 18 Mei lalu, Guterres mengatakan dirinya telah melakukan kontak yang intens dengan Rusia, Ukraina, Turki, Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lain tentang masalah ini.

"Implikasi keamanan, ekonomi, dan keuangan yang kompleks membutuhkan niat baik di semua pihak untuk mencapai kesepakatan," katanya. "Saya tidak akan merinci karena pernyataan publik dapat merusak peluang keberhasilan."

Namun Rusia bergeming. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan terserah Barat dan Kyiv untuk menyelesaikan sendiri krisis, dan itu harus dimulai dengan pencabutan sanksi terhadap Rusia. 

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan salah besar bila negaranya disalahkan atas kerawanan pangan global yang menurutnya telah terjadi selama bertahun-tahun. Alih-alih mengubah kebijakan yang membawa bayangan kematian kepada banyak orang di dunia tersebut, Nebenzia malah menyalahkan Kyiv.

Dia mengatakan pasukan Ukraina justru yang telah menempatkan ranjau di sepanjang pantai Laut Hitam. Sebagaimana atasannya, Lavrov, Nebenzia juga mengatakan sanksi Barat memiliki efek  egative pada ekspor makanan dan pupuk Rusia.

Baca Juga: Joe Biden Kirim Roket ke Ukraina, Militer Rusia Gelar Latihan Nuklir

Sebagaimana diberitakan banyak media massa arus utama dunia, meski pasukannya telah meninggalkan sebagian wilayah Ukraina, Rusia masih memblokade Pelabuhan-pelabuhan dagang Ukraina yang membatasi negara itu untuk melakukan ekspor. Sementara secara tradisional, bersama Rusia, Ukraina adalah pemasok sekitar 30 persen gandum dunia.

Untuk ekspor bahan pangan yang mereka produksi, Ukraina saat ini hanya memiliki tiga terminal pelabuhan ekspor, yakni Pelabuhan Izmail dengan ekspor 1,5 juta ton per tahun, Pelabuhan Reni (4 juta ton per tahun) dan Kiliya (0,4 juta ton per tahun). Namun, kapasitas ketiga ini sangat terbatas dibandingkan dengan pelabuhan besar Odesa dan Mykolaiv.

Dalam kondisi darurat, bersama dengan mitra dagang Eropa dan Uni Eropa, Ukraina telah membentuk dua jalur darat alternatif untuk mengekspor makanannya, yang disebut 'Jalur Solidaritas'melalui Rumania ke Laut Hitam, dan melalui Polandia dan Negara Baltik ke Laut Baltik. Meski cukup membantu, kedua jalur itu memiliki banyak hambatan, selain efeknya yang sangat terbatas karena volume pangan yang diblokade terlalu besar. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×